Page 74 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 74

5.  Belenggu  sistem  adat,  NDiwi  Desman,  dan  Akatpits  telah  menjadi  kendala

                           Teweraut untuk mendapatkan kebahagiaan bagi masa depannya bersama Def,
                           calon  guru  yang  diharapkan  bisa  menjadi  pasangan  hidupnya.  Teweraut

                           berpendapat bahwa menikah dengan guru bisa menciptakan pola keluarga sesuai

                           dengan tuntutan zaman.  Belenggu sistem adat, NDiwi Desman, dan Akatpits
                           berdasarkan skema aktan dikategorikan sebagai penentang atau opponent dalam

                           cerita novel ini.
                        6.  Teweraut meninggal bersama bayi dalam kandungannya setelah berjuang dalam

                           proses kelahiran yang sulit. Teweraut tidak bisa lagi melanjutkan harapan dan

                           cita-citanya  memperjuangkan  masa  depan  dirinya,  keluarganya,  dan  kaum
                           perempuan Asmat dari belenggu sistem adat untuk meraih kehidupan yang lebih

                           baik.  Teweraut  dianggap  sebagai  subjek  atau  pahlawan  yang  gagal  dalam
                           mendapatkan objek. Kematian Teweraut bersama bayinya berdasarkan skema

                           aktan dikategorikan sebagai penerima atau receiver dalam cerita novel ini.
                             Selanjutnya  melalui  model  fungsional  Greimas  yang  sudah  dimodifikasi

                        Sumiyadi (2021), tokoh dan penokohan Teweraut pada novel Namaku Teweraut

                        dapat dilihat melalui bagan di bawah ini.
                                                          Bagan 4.4

                               Model Fungsional Tokoh Teweraut dalam Novel Namaku Teweraut

                             Situasi Awal       Kaum perempun Desa Ewer, Asmat, Papua masih dalam
                                                kondisi  terbelenggu  sistem  adat.  Mereka  tidak  bisa
                                                menjadi  perempuan  maju  di  berbagai  bidang,  karena
                                                sistem adat patriarki tidak memberi kebebasan mereka
                                                untuk bisa besuara. Hal tersebut membuat perempuan-
                                                perempuan  di  Ewer  sulit  untuk  menentukan  pilihan
                                                hidupnya. Sementara Teweraut adalah gadis belia yang
                                                memandang masa depannya penuh dengan harapan dan
                                                cita-cita  besar.  Ndew  Cipcowut,  ibu  Teweraut  yang
                                                berpikiran maju, sangat mengetahui jika anaknya adalah
                                                gadis yang cerdas, sehingga berharap Teweraut memiliki
                                                masa depan lebih baik dibandingkan kaum perempuan
                                                yang ada di kampungnnya. Misalnya, dengan bersekolah









                                                                                                     69
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79