Page 444 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 444
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
terhadap munculnya gerakan mahasiswa LDK dan KAMMI tidak bisa dilepaskan
dari pengaruh globalisasi. Kemajuan teknologi informasi telah memudahkan
mobilitas seseorang dari dan ke suatu negara dan tersedianya informasi secara
masif, sehingga sebuah paham dan ideologi bisa berkembang secara cepat
dan luas. Mahasiswa sebagai generasi yang paling mungkin bergerak (mobile)
dan juga melek terhadap teknologi sangat memungkinkan untuk dipengaruhi
sebuah paham atau ideologi.
Keempat, faktor terakhir yang menjadi pemicu munculnya gerakan Islam kampus
Sidney Tarrow
menegaskan bahwa adalah yang disebut dengan political opportunity structure (POS) atau struktur
menurut teori ini ada kesempatan politik. Sidney Tarrow menegaskan bahwa menurut teori ini ada
beberapa variable beberapa variable yang memungkinkan munculnya gerakan-gerakan sosial,
yang memungkinkan
munculnya gerakan- (1) ketika akses ke institusi politik terbuka, (2) ketika politik tidak stabil dan
gerakan sosial, (1) stabilitas politik baru belum terbentuk, dan (3) ketika para elite politik sedang
ketika akses ke institusi terlibat konflik. Situasi semacam ini memberi peluang masyarakat umum untuk
politik terbuka, (2)
ketika politik tidak terlibat aktif dalam membentuk ulang (rebuilding) identitas nasional dalam
stabil dan stabilitas bentuk mendirikan gerakan-gerakan sosial baik yang bernuansa agama atau
politik baru belum tidak, termasuk gerakan agama di kampus.
6
terbentuk, dan (3)
ketika para elite politik
sedang terlibat konflik. Terkecuali JIB, hampir semua gerakan Islam kampus di Indonesia— dari yang
paling awal, HMI, hingga yang terakhir KAMMI—muncul karena struktur
kesempatan politik. Negara-bangsa Indonesia yang baru terbentuk tahun 1945,
ketegangan dan ketidaktabilan poltik, dan juga konflik di kalangan elit politik
merupakan kondisi yang sangat kondusif akan munculnya gerakan mahasiswa
Islam seperti HMI. Demikian pula kondisi Indonesia yang secara politik tidak
stabil tahun 1950-an memberi kesempatan bagi mahasiswa Muslim yang kurang
terakomodir dalam HMI untuk membentuk gerakan mahaswa lain yaitu PMII
dan IMM. Terakhir adalah lengsernya Suharto pada tahun 1998. Kesempatan
terbukanya akses poltik secara struktural memungkinkan munculnya berbagai
gerakan sosial yang tidak hanya sebagai eforia politik tapi juga tuntutan
ideologis.
Berbagai faktor di atas secara terpisah atau simultan telah mendorong munculnya
gerakan Islam di kampus. Oleh karena itu, fenomena maraknya gerakan Islam
kampus tidak bisa dilihat secara parsial karena kompleksitasitas problem sosial
yang melingkupinya. Dengan kata lain, sebuah situasi politik misalnya tidak
selalu bisa menyebabkan munculnya sebuah gerakan kalau tidak dibarengi
dengan faktor pendorong yang lain.
428