Page 472 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 472
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
Islam, gerakan Islam kampus tumbuh berkembang. Fase ini ditandai dengan
munculnya generasi baru yang menjadikan musholla-masjid kampus sebagai
basis dakwah mereka. Mereka dikenal dengan sebuatan kelompok tarbiyah yang
banyak mengambil inspirasi gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Pada periode
ini sebenarnya mulai muncul juga gerakan mahasiswa yang berafiliasi ke Hizbut
Tahrir. Namun gerakan mahasiswa yang terakhir ini kurang berkembang secara
signifikan di kampus-kampus.
Gedung Menara Dakwah DDII.
Kegiatan dakwah DDII adalah Selain faktor lokal, maraknya gerakan Islam terutama dalam dua dekade terakhir
mendirikan masjid, menerbitkan dipengaruhi oleh faktor global. Tidak disangkal bahwa gerakan-gerakan Islam
majalah, dan yang paling yang muncul di era reformasi merupakan fenomena global yang muncul di
signifikan adalah memberikan
beasiswa mahasiswa-mahasiswa berbagai negara. Arus globalisasi telah mempercepat penyebaran paham/
Indonesia untuk belajar di Timur ideologi Islam trans-nasional.
Tengah.
Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII) berperan dalam membawa
ideologi Salafisme-Wahhabi tidak hanya
di Indonesia. Untuk mengembangkan
pengaruh Wahhabi dan juga untuk
membendung pengaruh Syiah di
Indonesia, berbagai organisasi Islam
di Timur Tengah memberikan dana
besar-besaran untuk mengembangkan
dakwah Islam. Di antara kegiatan
dakwah DDII adalah mendirikan masjid,
menerbitkan majalah, dan yang paling
signifikan adalah memberikan beasiswa
mahasiswa-mahasiswa Indonesia untuk
belajar di Timur Tengah. Beberapa tahun
kemudian, alumni Timur-Tengah inilah
yang punya pengaruh signifikan terhadap
menyebarnya paham Wahhabisme di
Indonesia, termasuk di kampus-kampus.
Bagi DDII, lini dakwah Islam yang
signifikan di Indonesia ada tiga, yaitu:
pesantren, kampus dan masjid. Gagasan
ini merupakan visi M. Natsir, pendiri
DDII, yang mengatakan ”kalau dulu kita
dakwah di jalur politik, sekarang kita
berpolitik di jalur dakwah.” 55
Terakhir, berkembangnya gerakan Islam
di beberapa kampus di Indonesia tentu
tidak terlepas dari kondisi psikologis
456