Page 9 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 9
SAMBUTAN
Direktur Jenderal Kebudayaan
Periode 1945-1949 adalah tahun-tahun yang sangat menentukan
dalam sejarah Indonesia. Dalam periode itulah berbagai unsur yang
membentuk imajinasi kebangsaan tampil ke permukaan. Sebagai
negara-bangsa yang baru dibentuk lewat api revolusi kemerdekaan,
Indonesia mesti berhadapan dengan berbagai usaha kontra-revolusi
yang datang dalam wujud serbuan tentara NICA dalam dua
gelombang besar agresi militer Belanda. Situasi yang dihadapi
kekuatan pro-Republik sungguh pelik.
Namun gejolak revolusi itu justru menempa pemimpin-
pemimpin handal, berdedikasi tinggi yang siap berkorban demi
bangsa dan negara. Buku ini beranjak dari suatu gagasan untuk
melihat kiprah para Gubernur sebagai pemimpin daerah di tengah
kecamuk revolusi yang hendak meletakkan dasar yang sehat bagi
negara Indonesia merdeka. Para Gubernur ini menghadapi beragam
persoalan dengan segala kompleksitas daerah masing-masing.
Mereka tidak hanya dituntut untuk melawan kepentingan Belanda
yang ingin menancapkan kembali kekuasaannya dan
memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia mempertahankan
proklamasi kemerdekaan. Mereka juga mesti berhadapan dengan
otoritas regional yang saling berkontestasi dan berebut pengaruh.
Para Gubernur pertama ini secara nyata menghadapi penetrasi NICA
di berbagai tempat di seluruh Nusantara. Bahkan, tidak jarang juga
mereka menghadapi penolakan-penolakan dari kelompok sosial
tertentu yang masih menginginkan kehadiran Belanda.
Membaca kiprah gubernur-gubernur pertama dengan segala
persoalan yang dihadapinya, dan sejumlah gagasan untuk menjawab
persoalan-persoalan tersebut, menyadarkan kita betapa periode ini
dipenuhi tantangan dan rintangan. Menjadi Gubernur pada periode
revolusi berarti siap-sedia merelakan kehidupan pribadi,