Page 11 - Kelas X_Bahasa Indonesia_KD 3.14
P. 11
Dia juga pernah menjadi Rektor Universitas Nasional,
Jakarta, Ketua Akademi Jakarta (1970-1994), dan
pemimpin umum majalah Ilmu dan Budaya (1979-
1994), dan Direktur Balai Seni Toyabungkah, Bali
(-1994).
Masa Kecil
Ibunya seorang Minangkabau yang telah turun
temurun menetap di Natal, Sumatra Utara. Ayahnya,
Raden Alisyahbana gelar Sutan Arbi, ialah seorang
guru. Selain itu, dia juga menjalani pekerjaan sebagai
penjahit, pengacara tradisional (pokrol bambu), dan
ahli reparasi jam. Selain itu, dia juga dikenal sebagai
pemain sepak bola yang handal. Kakek STA dari garis
ayah, Sutan Mohamad Zahab, dikenal sebagai
seseorang yang dianggap memiliki pengetahuan agama
dan hukum yang luas. Di atas makamnya tertumpuk
buku-buku yang sering disaksikan terbuang begitu saja
oleh STA ketika dia masih kecil. Kabarnya, ketika kecil
STA bukan seorang kutu buku, dan lebih senang
bermain-main di luar. Setelah lulus dari sekolah dasar
pada waktu itu, STA pergi ke Bandung, dan seringkali
menempuh perjalanan tujuh hari tujuh malam dari Jawa
ke Sumatera setiap kali dia mendapat liburan.
Pengalaman ini bisa terlihat dari cara dia menuliskan
karakter Yusuf di dalam salah satu bukunya yang paling
terkenal: Layar Terkembang.
Keterlibatan dengan Balai Pustaka