Page 24 - Kelas X_Sejarah Indonesia_KD 3.2
P. 24
Munculnya konflik antara PNI dan NU yang
menyebabkan, NU memutuskan untuk menarik kembali
menteri-mentrinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti
oleh partai lainnya.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga
keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus
mengembalikan mandatnya pada presiden.
E. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955- 3 Maret
1956)
Setelah jatuhnya Kabinet Ali, sebagai gantinya Wakil
Presiden Dr. Muh. Hatta menunjuk Mr. Burhanuddin Harahap
(Masyumi) sebagai formatir kabinet. Kejadian ini baru pertama
kali di Indonesia, formatir kabinet ditunjuk oleh Wakil Presiden
sebagai akibat dari kepergian Soekarno naik Haji ke Mekkah.
Kabinet ini terbentuk pada tanggal 11 Agustus 1955, berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 141 Tahun 1955 tertanggal 11
Agustus 1955 dan mulai bekerja setelah dilantik tanggal 12
Agustus 1955 dengan dipimpin oleh Burhanuddin Harahap.
Kabinet Burhanuddin Harahap adalah merupakan kabinet koalisi
yang terdiri atas beberapa partai, bahkan hampir merupakan
Kabinet Nasional, sebab jumlah partai yang tergabung dalam
koalisi kabinet ini berjumlah 13 partai. Tetapi karena masih ada
beberapa partai yang sebagai oposisi tidak duduk dalam kabinet
seperti PNI dan beberapa partai lainnya, maka kabinet ini
termasuk kabinet koalisi.
Program – program Kabinet Burhanuddin Harahap, yaitu :