Page 20 - Kelas XI_Sejarah Indonesia_KD 3.5
P. 20

Anggota  Peta  yang  bergabung  berasal  dari  berbagai  golongan  di  dalam
                      masyarakat.  Peta  sudah  mengenal  adanya  jenjang    kepangkatan  dalam  organisasi,
                      misalnya  daidanco  (komandan  batalion),  cudanco  (komandan  kompi),    shodanco
                      (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan giyuhei  (prajurit sukarela). Pada
                      umumnya, para perwira yang menjadi komandan batalion atau daidanco dipilih dari
                      kalangan tokoh-tokoh masyarakat atau orang-orang yang terkemuka, misalnya pegawai
                      pemerintah, pemimpin agama,  politikus,  dan penegak hukum.  Untuk cudanco  dipilih
                      dari mereka yang sudah bekerja, tetapi pangkatnya masih rendah, misalnya guru-guru
                      sekolah. Shodanco dipilih dari kalangan pelajar sekolah lanjutan. Adapun budanco dan
                      giyuhei dipilih dari para pemuda tingkat sekolah dasar.  Untuk mencapai tingkat perwira
                      Peta, para anggota harus mengikuti pendidikan khusus.
                              Peta sangat berbeda  berbeda dengan Heiho. Peta dimaksudkan sebagai pasukan
                      gerilya yang membantu melawan apabila sewaktu-waktu terjadi serangan dari pihak
                      musuh. Jelasnya, Peta bertugas membela dan mempertahankan tanah air Indonesia dari
                      serangan Sekutu.
                              Sampai akhir pendudukan Jepang, anggota Peta ada sekitar 37.000 orang di Jawa
                      dan  sekitar  20.000  orang  di  Sumatra.  Orang-orang  Peta  inilah  yang  akan  banyak
                      berperan di bidang ketentaraan di masa-masa berikutnya. Beberapa tokoh terkenal di
                      dalam Peta, antara lain Supriyadi dan Sudirman.
                              Nah  anak-anak  memahami  uraian  tentang  pendudukan  Jepang  seperti
                      diterangkan di  atas, kenyataan menunjukkan bahwa Jepang sebenarnya  memerintah
                      dengan  otoriter,  bersifat  tirani.  Semua  organisasi  yang  dibentuk  diarahkan  untuk
                      kepentingan perang. Oleh karena itu, program pendidikan bersifat militer.
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25