Page 155 - Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII EDIT TERBARU (1)
P. 155

Contoh:
             Rindu  adalah  anak  yang  periang  sejak  kecil.  Ia  sangat  senang  bermain-main  bersama  ayah  dan  ibunya.
             Walaupun anak tunggal, Rindu tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa di minta. Akan
             tetapi  sekarang  semua  tinggal  kenangan.  Semua  kebahagiaan  itu  sudah  terenggut  darinya.  Kecelakaan
             penyebab semua itu.
             Terlebih lagi, bukan hanya ayahnya yang pergi tetapi juga ibunya. Hanya Rindu yang bisa diselamatkan.
             Beruntung Rindu dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil itu meledak.
             Berdasarkan cerita warga, mobil tiba-tiba oleng dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera menolong.
             Akan tetapi posisi ayah dan ibu Rindu yang terjepit menjadi susah untuk dievakuasi.

             Contoh Kalimat yang Memuat Konjungsi

                1.  Baik anak kandung maupun anak tiri, ayah selalu memperlakukan secara adil.
                2.  Jangankan menunggu hingga larut, tidak tidur pun ibu pasti akan melakukannya.
                3.  Bukan  hanya ibu  yang  selalu  berusaha  sekuat  tenaga  mendidikmu, melainkan ayah  juga  selalu
                    berada di belakangmu.
                4.  Entah digoreng entah direbus, ubi tetap menjadi makanan favoritku.
                5.  Ayah selalu berusaha sedemikian rupa sehingga kita tidak pernah kelaparan.
                6.  Jika aku bisa memutar waktu, maka semua kesalahanku di masa lampau akan kuperbaiki.
                7.  Meskipun aku sering membantah, ayah dan ibu tidak pernah marah kepadaku.
                8.  Rani memukul Toni karena menghinanya di depan teman-temannya.
                9.  Saya rajin belajar supaya kedua orang tuaku merasa senang.
                10. Rizki membanting semua barang seolah-olah sedang kerasukan setan.
                11. Ayah mencuci motor dan menyiram tanaman.
                12. Ibu ingin marah tetapi selalu ditahan.
                13. Kau boleh tinggal di sini atau pergi semaumu.
                14. Pak Budi orang yang sangat rendah hati. Sebaliknya Bu Budi orangnya sangat sombong.
                15. Laura  anak  yang  sangat  popular  di  sekolahnya. Sayangnya ia  sangat  sombong  dengan  segala
                    kemewahannya.
                16. Ibu merelakan semua perhiasan untuk biaya kuliah adik. Tak hanya itu, sertifikat rumah pun rela ibu
                    jual.
                17. Ibu tidak pernah mengadukanmu ke Ayah. Malahan ibu yang selalu membelamu mati-matian.
                18. Aku tidak akan pernah datang seumpama kau melarangku.
                19. Ibu selalu membawakan Rina bekal sekalipun ayah selalu memberi uang saku lebih.
                20. Kakak mengatakan bahwa ia akan melanjutkan sekolah di Australia.
                21. Ayah memang lebih sering memarahimu. Sebenarnya beliau sangat menyayangimu.
                22. Raffi sangat menjauhi buah rambutan. Bahkan ia memilih lari ketika ada yang membawa buah itu
                    mendekatinya.
                23. Pak Rahmat selalu saja memarahi orang. Akibatnya orang-orang tidak suka berada di dekatnya.
                24. Ibu selalu menuruti kemauan Aldi. Meskipun begitu Aldi tidak pernah berkata lembut terhadap ibu.
                25. Rani mempersiapkan bahan membuat kue pancong. Setelah itu ia mulai membuat adonan.
                26. Rani belajar dengan giat agar diterima di fakultas kedokteran UGM.
                27. Ayah bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
                28. Ibu memarahiku karena aku tidak pernah mendengarkan kata ayah.
                29. Ayah menyuruhku pergi dari rumah supaya aku belajar mandiri.
                30. Sekolah itu ditutup sebab ada permasalahan sengketa lahan.
                31. Sampah dibiarkan menumpuk di air sungai sehingga menyebabkan biota sungai musnah.
                32. Lintah akan menghisap darah mangsanya sampai ia merasa puas.
                33. Ikan remoran selalu mengikuti hiu supaya dirinya merasa aman.
                34. Perkataan Anton terhadap ibunya seperti petir di siang bolong.
                35. Doni bertingkah seolah-olah dirinya yang paling benar.



                                                           151
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160