Page 166 - Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII EDIT TERBARU (1)
P. 166
Ada beberapa jenis drama tergantung dasar yang digunakannya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya
digunakan tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan
keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis,
yaitu:
Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi
hanya melakukan gerakan-gerakan.
Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh
penikmat.
Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat
diraba.
Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa
orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama
berdasarkan ini, antara lain:
Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.
Ada sejumlah istilah yang memiliki kedekatan makna dengan drama, yaitu
a. Sandiwara. Istilah ini diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi ang
berarti rahasia, dan warah yang berarti pengajaran. Ole Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara
diartikan sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.
b. Lakon. Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama,
wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.
c. Tonil. Istilah ini berasalh dari bahasa Belanda toneel, yang artinya pertunjukan. Istilah ini populer
pada masa penjajahan Belanda.
d. Teater. Istilah ini berasal dari kata Yunani theatron, yang arti sebenarnya adalah dengan takjub
memandang, melihat. Pengertian dari teater adalah (1) gedung pertunjukan, (2) suatu bentuk
pengucapan seni yang penyampaiannya dilakukan dengan dipertunjukkan di depan umum.
e. Pentas. Pengertian sebenarnya adalah lantai ang agak tinggi, panggung, tempat pertunjukan,
podium, mimbar, tribun.
f. Sendratari. Kepanjangan akronim ini adalah seni drama dan tari, artinya pertunjukan serangkaian
tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa
menggunakan percakapan.
g. Opera. Artinya drama musik, drama yang menonjolkan nyanyian dan musik.
h. Operet. Opera kecil, singkat, dan pendek.
i. Tablo. Yaitu drama yang menampilkan kisa dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita.
Pemain-pemain tablo tidak berdialog.
162