Page 182 - Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII EDIT TERBARU (1)
P. 182

Corrie          :  ―Tidak, bukankah kita telah melanggar kesopanan?‖
             Hanafi          : ―Kesopanan? Corrie, kita hanya duduk sambil berbincang, di tempat terang, dan
                                 dibatasi oleh meja teh, apa boleh dikata melanggar kesopanan?‖
             Corrie          : ―Bukan, tapi segala pekerjaan ada batasnya. Janganlah kita dianggap tidak punya
                                 kesopanan. Sebagai orang Solok, seharusnya kau tahu bagaimana pandangan orang
                                disini menenai pergaulan antara lelaki dan perempuan.‖
             Hanafi          : ―Corrie, sudah berapa kali kau jelaskan bahwa aku hanya Bumiputra sedangkan kau
                                  adalah gadis berdarah bangsa Barat. Tidak perlu kau ulang-ulang juga!‖
             Corrie          : (menghela nafas) ―Hanafi,Hanafi! Hari ini fiilmu sangat susah. Tenangkan dulu
                               darahmu.‖
             Hanafi          : (bersungut-sungut sambil membaca koran)
                               (Nyonya dan Tuan Broom datang)
             Ny. Broom       : ―Ah! Burung merpati dua sejoli! (tertawa) mudah dapat, mudah lepasnya‖
             Hanafi          : (terkekeh) ―oh Nyonya Broom‖ (bersalaman)
             Ny. Broom       : (bersalaman dengan Corrie) ―Corrie, harga burung gereja lima sen sedangkan
                               cendrawasih seperti emas. Kau pilih yang mana?‖
             Corrie          : ―Burung garuda Nyonya!‖
             Tn. Broom       : ―Burung garuda belum tentu di dunia ini. Kalaupun ada, saya dan Tuan Hanafi ini,
                               tidak dapat mencapainya.‖
             Corrie          : ―Tidak tuan, barang siapa yang teguh, niscaya ia akan berhasil.‖
             Tn. Broom       : (tertawa) ―Nah itu! Ayo Hanafi, Nona Corrie minta tempat di dalam jantungmu.‖
             Corrie          : ―Oh, jantung Hanafi sangat lapang untuk dua tiga orang lagi‖ (tertawa)
             Hanafie            : ―Ah, Corrie.‖

             Tahap-tahap bermain Drama


             Karena rumitnya bermain drama atau teater, sehingga seorang pemain haruslah melakukan tahapan-tahapan
             bermain drama atau teater di bawah ini:
             a. Casting (Pemilihan Pemain sesuai dengan watak);
             b. Pembacaan Naskah;
             c. Penghafalan Naskah;
             d. Penghayatan Naskah;
             e. Pengembangan latihan dengan improvisasi;
             f. Pementasan..

             Hukum Panggung

             Dalam pementasan drama, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para pemain dari drama itu sendiri.
             Peraturan itulah yang disebut dengan ―Hukum Panggung‖. Berikut ini akan diuraikan hukum panggung yang
             ada dalam pementasan drama.

             a. Blocking
             Seorang Pemain hendaknya dapat mengatur diri saat berdiri di atas panggung, tidak diperkenankan bagi
             seorang pemain untuk membelakangi penonton atau juri dalam pementasan atau lomba drama.

             b. Backing
             Pemain harus dapat mengatur arah berdiri karena tidak boleh melakukan penyampingan badan yang
             berdampak pada gerakan yang menutupi penonton. Misal : Ketika pemain naik ke panggung, dan
             mengesampingi penonton, maka si pemain tidak diperkenankan untuk melakukan gerakan tangan yang dapat
             menutupi penonton.

             c. Moving
             Perpindahan dilakukan karena adanya motivasi yang tepat untuk berpindah, Ketika Melakukan perpindahan.


                                                           178
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187