Page 24 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 24
Aktor-aktor di atas merupakan ‘lapis pertama’ yang secara
lagsung, spontan, merintis, dan membina HMI Cabang Kendari.
Patut dicatat bahwa saat Drs. La Ode Kaimuddin menjadi Ketua HMI
Cabang Kendari sudah berstatus sebagai pegawai negeri. Almarhum
memimpin HMI yakni tahun 1964-1969. Setelah itu, melalui rapat
pengurus, pada tahun 1969, Ketua HMI Cabang Kendari diserahkan
kepada dr. Uksim Djambo.
Pada tahun 1970, kondisi objektif pengurus HMI yakni
sebagai pegawai negeri. Dengan latar belakang seperti itu,
pengurus yang juga pegawai memiliki peluang besar menciptakan
sinergi antara program pemerintah dengan program HMI. Namun,
hal ini juga membutuhkan kesadaran tinggi agar kedua peran
tersebut dapat berjalan harmonis dan tidak saling berbenturan.
Selain itu, karena pada awal-awal perkembangan banyak
menghadapi keterbatasan dana dan fasilitas untuk menjalankan
roda organisasi, sosok pegawai negeri sudah memiliki sumber
pendapatan untuk membiayai aktivitas organisasi. Pembentukan
HMI Cabang Kendari dibentuk pada situasi ekonomi masih sulit,
Sulawesi Tenggara baru berpisah dari Sulawesi Selatan.
Kamaruddin menuturkan bahwa dengan latar belakang
pengurus dan pegawai negeri maka tidak memiliki kesempatan dan
banyak waktu luang untuk mengurus organisasi. Sebagai pegawai,
tentu saja memiliki jadwal kerja yang sudah ditentukan oleh masing-
masing kantor. Konsekuensinya membatasi waktu dan tenaga guna
terlibat dalam kegiatan, sulit menghadiri kegiatan secara penuh.
Roda organisasi berjalan lambat karena kewalahan dan fokus di HMI
karena ada kewajiban sebagai pegawai negeri.
1.3 Intimidasi dan Teror Menghantui Pengurus
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa sebagian
pengurus HMI Cabang Kendari saat awal didirikan yakni berstatus
sebagai pegawai negeri. Dengan status sebagai pegawai lalu aktif
5