Page 25 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 25

juga sebagai aktivis HMI tentu saja kadang menimbulkan suasana
             dilematis.  Soalnya,  dalam  konteks  organisasi  HMI  sebagai
             organisasi kritis terhadap kebijakan pemerintah. Sebagai pengurus
             HMI  yang  juga  berstatus  pegawai  negeri,  maka  bagi  pegawai

             negeri  yang  non  HMI  beranggapan  bahwa  terdapat  benturan
             kepentingan  organisasi  dengan  kewajiban  untuk  mendukung
             kebijakan pemerintah. Bagi sebagian kalangan bisa menimbulkan
             pertanyaan:  apakah  seorang  pegawai  negeri  dapat  tetap
             independen dan kritis terhadap kebijakan pemerintah jika juga aktif
             di HMI?
                    Situasi itu seperti itulah yang dihadapi oleh pengurus HMI
             saat itu. Narasi berikut ini akan menggambarkan situasi intimidasi
             dan ketegangan di tempatnya bekerja. Kamaruddin yang bekerja di
             Dinas  Perindustrian.  Muawiyah  dan  Haslinda  bekerja  di  Dinas
             Kesehatan.

                    Kepala  Kantor  Wilayah  Perindustrian  Sulawesi  Tenggara
             merupakan  atasan  dari  Kamaruddin  pernah  memanggilnya
             menghadap  ke  ruangan.  Kepala  kantor  menginstruksikan  agar
             pegawai negeri yang aktif di HMI tidak usah untuk diberdayakan.
             Atasannya juga memberitahu agar Kamaruddin tidak aktif di HMI.
             Menghadapi  situasi  seperti  itu,  tentu  saja  kesulitan  bagi
             Kamaruddin. Sebagai bawahan yang mendapatkan perintah untuk
             tidak memberdayakan seseorang yang aktif di HMI berada dalam

             posisi  sulit.  Jika  juga  mengikuti  perintah  tersebut,  maka
             Kamaruddin mengaku takut jika orang tersebut memiliki hubungan
             politik  atau  sosial  tertentu,  terutama  jika  orang  yang  tidak
             diberdayakan memiliki pengaruh di luar organisasi atau kalangan
             mahasiswa.
                    Menghadapi tekanan seperti itu, beberapa waktu kemudian
             Kamaruddin menghadap ke atasannya. Ia menjelaskan bahwa ada
             kesulitan  untuk  menjalankan  instruksi  yang  telah  diberikan.
             Mengetahui  bahwa  instruksikan  yang  diberikan  itu  berat  pada


                                                                         6
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30