Page 149 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 149
Judul : Sildenafil pada Jamu dan Kopi yang Disita BPOM: Obat Disfungsi Ereksi
Nama Media : tempo.co
Tanggal : 8 Maret 2022
Halaman/URL : https://tekno.tempo.co/read/1568143/sildenafil-pada-jamu-dan-kopi-
yang-disita-bpom-obat-disfungsi-ereksi
Tipe Media : Media Online
Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) belum lama
menyita beberapa merek jamu dan
kopi instan dari peredaran karena
temuan adanya penggunaan bahan
kimia obat Parasetamol dan sildenafil.
Bahan kimia obat dilarang digunakan
dalam obat tradisional dan pangan
olahan karena berisiko efek samping
yang malah membahayakan
kesehatan peminumnya jika tidak
digunakan sesuai aturan atau dosis.
Nama parasetamol sudah akrab
sebagai pereda nyeri dan penurun
panas atau demam. Sedangkan
sildenafil, menurut Pusat Informasi
Obat Nasional BPOM, masuk bagian
obstetrik, ginekologik dan saluran
kemih. Pembahasan lebih detilnya
adalah pada masalah disfungsi ereksi
dan penghambat fosfodiesterase tipe
5. Merek dagangnya di pasaran adalah Emposil, Viagra, Rozgra, Viajoy, Sildenafil, Stilesco
dan Vimax.
Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aliran darah ke penis selama rangsangan seksual
sehingga menyebabkan ereksi. Selain untuk impotensi, sildenafil juga digunakan untuk
mengurangi tekanan di pembuluh darah arteri paru-paru (hipertensi pulmonal). Dalam hal ini
sildenafil bekerja dengan cara melemaskan pembuluh darah di paru-paru agar darah dapat
mengalir dengan mudah.
BPOM menggolongkan sildenafil sebagai obat keras. Untuk mendapatkannya harus
menggunakan resep dokter dengan manfaat mengatasi impotensi dan hipertensi pulmonal
tersebut. Pasien yang menggunakan obat ini adalah orang dewasa. Bentuk obat bermacam-
macam, dari tablet, kaplet, sirop kering, oral dissolving film, dan suntik.
Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi yang
dialami pasien. Jika kondisi hipertensi pulmonal, misalnya, maka dosis 5–20 mg, 3 kali sehari.