Page 64 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 64

Judul              :  BPOM: Kopi Ilegal Bercampur Bahan Kimia Obat Sudah Berlangsung
                                      Lama
                Nama Media         :  republika.co.id
                Tanggal            :  5 Maret 2022
                Halaman/URL        :  https://www.republika.co.id/berita/r884yf463/bpom-kopi-ilegal-
                                      bercampur-bahan-kimia-obat-sudah-berlangsung-lama
                Tipe Media         :  Media Online


                                                                           Kepala  Badan  Pengawas  Obat
                                                                           dan Makanan (BPOM) RI Penny
                                                                           K     Lukito     mengungkapkan
                                                                           peredaran  pangan  olahan,  jamu
                                                                           dan  kopi  ilegal  yang  dicampur
                                                                           bahan  kimia  obat  di  Indonesia
                                                                           telah  berlangsung  lama.  "Ini
                                                                           masalah  yang  bertahun-tahun  di
                                                                           Indonesia.   Berdasarkan     data
                                                                           Bidang     Penindakan     BPOM,
                                                                           kasusnya      mulai    terindikasi
                                                                           tercampurnya  bahan  kimia  obat
                                                                           sejak awal  1990," kata Penny  K
                                                                           Lukito  dalam  konferensi  pers  di
                                                                           Gedung  C  BPOM  RI  Jakarta,
                                                                           Jumat (4/3/2022).

                                                                           Bahkan  saat  ini,  kata  Penny,
                                                                           pencampuran  kimia  obat  dalam
                                                                           bahan  baku  pangan  maupun
                jamu dan kopi telah dipasarkan secara luas kepada masyarakat melalui fasilitas e-commerce.
                Penny  mengatakan,  pangan  olahan  yang  dicampur  dengan  zat  kimia  obat  melanggar
                ketentuan Pasal 196 dan 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
                Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Risiko secara jangka panjang dari
                pemanfaatan  bahan  baku  kimia  obat  di  luar  dosis  berisiko  memicu  gangguan  jantung,
                gangguan hati, berpengaruh pada alat reproduksi, hingga menyebabkan kanker dan kematian.

                "Hanya  pangan  khusus  untuk  keperluan  pengobatan  yang  diperkenankan  mencampur  zat
                obat. Namun, tentunya di bawah pengawasan dari dokter," katanya.

                Penny mengatakan, sejumlah indikator produk pangan mengandung bahan baku kimia obat
                umumnya  terdapat  dalam  sejumlah  produk  tradisional  dengan  klaim  khasiat  yang  instan.
                "Mungkin efeknya bisa 'cespleng' (instan) rasanya. Tadinya ada nyeri langsung sembuh, badan
                letih  tiba-tiba  langsung  kuat,  itu  harus  dicurigai.  Tidak  mungkin  produk  jamu  atau  herbal
                memberi efek yang langsung karena umumnya untuk memelihara kesehatan," katanya.
                Produk pangan dengan efek instan, kata Penny, umumnya mengindikasikan bahan kimia obat
                aktif dalam dosis yang tidak terkendali.  "Mungkin efek sesaatnya terasa membantu, tapi tidak
                tahu efek samping jangka menangani dan panjang pada organ tubuh kita," katanya.
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69