Page 13 - BURSA HILIRISASI INOVASI HERBAL INDONESIA 2020
P. 13

Judul          : Kaya Herbal, Indonesia Baru Punya 62 OHT dan 24 Fitofarmaka

               Nama Media : bisnis.com

               Tanggal        : 19 Februari 2020

               Halaman/URL: https://lifestyle.bisnis.com/read/20200219/106/1203356/kaya-herbal-
               indonesia-baru-punya-62-oht-dan-24-fitofarmaka

               Tipe Media  : Media Online

                                                               BALI  Bisnis.com,  JAKARTA  -  Kepala
                                                               Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan
                                                               (BPOM)  Penny  K.  Lukito  mengatakan
                                                               pemanfaatan  tanaman  obat  sebagai
                                                               obat  herbal di Indonesia  masih minim.
                                                               Padahal,  potensinya  sangat  besar
                                                               dibandingkan negara lain.

                                                               Indonesia  memiliki  sekitar  30.000
                                                               spesies  tumbuhan  maupun  sumber
               daya laut dan sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan telah teridentifikasi memiliki
               khasiat obat. Namun, produk obat herbal dan fitofarmaka masih sangat sedikit.

               "Baru ada 62 OHT (obat herbal terstandar) dan 24 fitofarmaka yang terdaftar di BPOM.
               Ini masih terbilang sedikit dibandingkan potensinya," ujar Penny dalam acara 'Bursa
               Hilirisasi Inovasi Herbal Indonesia 2020' di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

               Penny menilai penelitian di bidang obat herbal sebetulnya telah banyak dilakukan oleh
               institusi  pendidikan  maupun  institusi  peneliti  lainnya.  Hanya  saja,  hasil  penelitian
               tersebut tidak dikembangkan lebih lanjut menjadi produk komersil.
               Oleh karena itu, BPOM melakukan pendampingan riset obat herbal hingga siap untuk
               menjadi produk komersial. Pendampingan penelitian uji klinik yang dilakukan, mulai
               dari penyusunan protokol, pendanaan, hingga pelaksanaan uji klinik yang dilakukan
               terhadap sistem manajemen mutu, fasilitas uji klinik, dokumen uji klinik, dan produk
               uji.
               "Setelah  riset  jadi  mereka  harus  bermitra  dengan  industri  sehingga  bisa
               dikomersilkan. BPOM akan dampingi proses hilirisasinya ini dalam pelaksanaan uji
               klinik sehingga terbukti aman, berkhasiat, untuk jadi obat," kata Penny.

               Hingga 2019, sudah berjalan delapan penelitian yang terdiri atas lima uji pra klinik dan
               tiga uji klinik. Selain itu, terdapat 19 riset obat herbal yang sedang didampingi BPOM
               hingga produk mendapat izin edar.

               Adapun  BPOM  menyelenggarakan  Bursa  Hilirisasi  Inovasi  Herbal  Indonesia  2020
               pada 19-20 Februari 2020 di Balai Kartini, Jakarta. Forum ini salah satunya ditujukan
               untuk mempertemukan para peneliti obat herbal dengan pelaku usaha.
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18