Page 10 - 140619_Transformasi Penguatan Pengawasan Obat dan Makanan
P. 10

itu  Badan  POM  juga  memberikan  bimbingan  dan  pembinaan  untuk  meningkatkan
               kapasitas  pelaku  usaha  obat  dan  makanan,  termasuk  Usaha  Mikro,  Kecil  dan
               Menengah  (UMKM)  agar  dapat  memenuhi  ketentuan  dan  berdaya  saing  nasional
               maupun global. Setiap pejabat dan pegawai Badan POM harus memahami tugas dan
               fungsinya untuk mencapai visi dan misi Badan POM tersebut.

               Badan POM terus melakukan pembaruan termasuk penataan kepemimpinan melalui
               pelantikan pejabat struktural untuk memperkuat kinerja pengawasan agar terwujud
               obat  dan  makanan  aman  meningkatkan  kesehatan  masyarakat  dan  daya  saing
               bangsa. Pejabat yang dilantik merupakan SDM pilihan yang berpotensi untuk dapat
               mendukung pencapaian tujuan Badan POM. Promosi dan mutasi pejabat struktural
               merupakan bagian dari pembangunan kepemimpinan dalam organisasi. Posisi dan
               jabatan baru juga memberikan tantangan untuk mengasah kapasitas kepemimpinan.
               Optimalisasi  potensi  dan  kinerja  sumber  daya  kepemimpinan  ini  menjadi  langkah
               penting dalam pencapaian tujuan organisasi.


               “Badan  POM  memiliki  peran  penting  dalam  pembangunan  nasional  melalui
               perlindungan  masyarakat  dari  obat  dan  makanan  yang  tidak  aman,  terutama  bagi
               generasi penerus bangsa. Karena itu, setiap pejabat Badan POM harus benar-benar
               memahami perannya sebagai pelayan masyarakat,” ungkap Penny K. Lukito. “Semua
               yang  dilakukan  Badan  POM  ditujukan  untuk  kepentingan  rakyat  Indonesia.  Jadi
               pejabat  Badan  POM  harus  cermat  dan  mampu  membedakan  serta  mengambil
               langkah yang tepat dengan professional dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam
               pengawasan  dan  penindakan.  Membedakan  perkara  yang  harus  ditindaklanjuti
               dengan pembinaan dan bimbingan, atau perkara kejahatan yang harus ditindak tegas
               dan profesional,” lanjutnya.


               Kepala Badan POM menjelaskan bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)
               Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil, setiap Pegawai
               Negeri  Sipil  (PNS)  harus  memiliki  Sasaran  Kinerja  Pegawai  (SKP)  yang  disusun
               berdasarkan  perjanjian  kinerja  Unit  Kerja  yang  dipimpinnya  dengan  output
               dipenuhinya target kinerja. Pejabat pimpinan tinggi, pejabat administrasi, dan pejabat
               fungsional yang tidak memenuhi target kinerja dapat dikenakan sanksi administrasi
               sampai dengan pemberhentian, demikian bunyi Pasal 56 PP tersebut.


               Karena itu, Kepala Badan POM mengajak seluruh jajaran untuk menjadi pemimpin
               teladan  yang  berintegritas  serta  berani  mengambil  risiko  untuk  kebenaran  dan
               kebaikan  bangsa.  “Lakukan  perubahan  untuk  membangun  sistem  menjadi  lebih
               efisien, efektif, dan memberikan pelayanan publik terbaik, dengan bekerja profesional,
               proaktif, inovatif, dan terbuka, sesuai dengan visi dan misi  yang terus dibangun di
               Badan  POM,”  pesan  Penny  K.  Lukito.  “Jangan  menjadi  PNS  yang  pasif.  Mari
               laksanakan arahan Presiden Republik Indonesia dengan menjadi PNS bekerja lebih
               cerdas, proaktif, dan berinovasi demi kemajuan Indonesia.” tutupnya.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15