Page 37 - Kunjungan Kerja Menko Kemaritiman dan Investasi bersama Badan POM serta Wakil Menkes ke Fasilitas Produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia
P. 37
Judul : Pabrik tersebut merupakan kolaborasi perusahaan asal Indonesia dan
Tiongkok untuk mengembangkan vaksin berbasis mRNA, teknologi yang
juga digunakan oleh Pfizer.
Nama Media : wowkeren.com
Tanggal : 8 September 2021
Halaman/URL: https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00384065.html
Tipe Media : Online
WowKeren - Menteri Koordinator bidang
Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut
Binsar Pandjaitan membagikan
perkembangan terbaru soal pembangunan
pabrik vaksin di Pulogadung, Jakarta Timur.
Disebutkan Luhut, pabrik tersebut adalah
milik PT Etana Biotechnologies Indonesia
yang bekerja sama dengan Walvax
Biotechnology, sebuah perusahaan asal
Tiongkok yang terlibat dalam riset
pengembangan, produksi, serta distribusi
vaksin,monoclonal antibody, dan produk darah.
Kedua perusahaan, dijelaskan Luhut, akan mengembangkan vaksin COVID-19 berbasis
mRNA. Tentu metode pengembangan vaksin ini sudah tak asing, sebab telah digunakan oleh
beberapa produk termasuk Pfizer.
"Kemarin saya mengunjungi satu calon pabrik vaksin yang sekarang berdiri di Pulogadung.
Itu teknologi yang paling baru, mRNA, itu yang dibikin Pfizer. Sekarang kita 'curi' teknologi itu,
kerja sama dengan pihak lain," jelas Luhut pada Rabu (8/9).
Dituturkan Luhut lebih lanjut, Etana sendiri sudah bersiap untuk memproduksi vaksin.
Kesiapan produksi vaksin di Etana juga sudah diacungi jempol oleh Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito, dengan tahapan awal dimulai Juni-Juli 2022 dan
total produksi sampai 30 juta dosis.
"Sekarang prosesnya jalan. Kita lihat nanti dia refilling bulan 12 (Desember)," papar Luhut.
"Kalau dapat Emergency Use Authorization (EUA), nanti bisa mulai produksi tahun depan
pada bulan Juni-Juli. Itu akan 30 juta dosis tahap pertama dan 70 juta dosis kemudian."
Pada kesempatan itu, sang Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Jawa-Bali juga mendorong pengembangan dan produksi Vaksin Merah Putih. Luhut
juga menjelaskan bahwa Indonesia memerlukan transfer teknologi agar bisa menciptakan
lompatan besar untuk maju.
"Siapa saja kawan kita yang mau technology transfer, kita ambil. Supaya apa? Supaya kita
bisa leapfrog," kata Luhut.
"Sementara, sambil kita curi teknologinya, kita belajar teknologinya kemudian kita lakukan
loncatan," imbuh Luhut. Dan dukungan ini, dipastikan Luhut, berlaku untuk semua perusahaan
dalam negeri, baik yang berteknologi tinggi maupun skala UMKM.