Page 38 - Kunjungan Kerja Menko Kemaritiman dan Investasi bersama Badan POM serta Wakil Menkes ke Fasilitas Produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia
P. 38
Judul : Pulang dari Pabrik Vaksin Luhut Binsar Bawa Kabar Baik
Nama Media : jpnn.com
Tanggal : 8 September 2021
Halaman/URL:https://www.jpnn.com/news/pulang-dari-pabrik-vaksin-luhut-binsar-
bawa-kabar-baik
Tipe Media : Online
jpnn.com, JAKARTA - Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
mengunjungi pabrik vaksin di
Pulogadung, Jakarta Timur, dan
membawa pulang kabar baik.
Menurut Koordinator PPKM Jawa-Bali
itu, pabrik vaksin tersebut akan akan
mengembangkan vaksin COVID-19
mRNA, dengan teknologi, yang sama
dengan Pfizer.
Luhut mengunjungi PT Etana Biotechnologies Indonesia pada Selasa (7/9).
"Kemarin, saya mengunjungi satu calon pabrik vaksin yang sekarang berdiri di
Pulogadung. Itu teknologi yang paling baru, mRNA, itu yang dibikin Pfizer. Sekarang
kita 'curi' teknologi itu, kerja sama dengan pihak lain," katanya dalam keterangan yang
diterima di Jakarta, Rabu (8/9).
Etana Biotechnologies Indonesia berencana untuk memproduksi vaksin COVID-19
mRNA bekerja sama dengan Walvax Biotechnology, perusahaan asal China yang
terlibat dalam riset, pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin, monoclonal
antibodi, serta produk darah.
Menurut Luhut, Etana sudah siap memproduksi vaksin. Dia juga menyebut kesiapan
produksi vaksin di Etana sudah mendapat acungan jempol dari Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito.
Rencananya, vaksin Etana akan mulai diproduksi mulai Juni-Juli 2022 dengan total
produksi mencapai 30 juta dosis pada tahap awal.
"Sekarang prosesnya jalan. Kami lihat nanti dia refilling bulan 12 (Desember). Kalau
dapat emergency use authorization, nanti bisa mulai produksi tahun depan pada bulan
Juni-Juli. Itu akan 30 juta dosis tahap pertama dan 70 juta dosis kemudian," katanya.
Tidak hanya mendukung produksi vaksin Etana, Luhut mengatakan pemerintah juga
mendorong terus pengembangan Vaksin Merah Putih. Namun, dia menekankan,
transfer teknologi dibutuhkan untuk bisa menciptakan lompatan besar agar Indonesia
bisa maju.