Page 50 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 50

Selain itu, Badan POM juga mewajibkan industri farmasi selaku pemilik EUA untuk
               menjamin mutu obat, melakukan uji klinik di Indonesia untuk memastikan khasiat dan
               keamanan obat, serta melakukan farmakovigilans melalui pemantauan dan pelaporan
               efek samping obat.
               Hal-hal tersebut merupakan upaya Badan POM dalam melindungi masyarakat berupa
               pemastian keamanan, khasiat, dan mutu obat yang beredar.

               "Penerbitan EUA diharapkan  dapat memberikan  percepatan akses  obat-obat  yang
               dibutuhkan  dalam  penanganan  COVID-19  oleh  para  dokter  sehingga  mempunyai
               pilihan pengobatan yang sudah terbukti khasiat dan keamanannya dari uji klinik.

               Dengan  tersedianya  obat-obat  tersebut  diharapkan  dapat  meningkatkan  angka
               kesembuhan dan menurunkan angka kematian pasien COVID-19 yang menjadi target
               pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19," harap Kepala Badan POM RI,
               Penny K. Lukito.

               "Semoga para dokter dan tenaga kesehatan lain bekerja sama untuk berpartisipasi
               aktif  dalam  pemantauan  terhadap  khasiat  dan  keamanan  melalui  kegiatan
               Farmakovigilans," lanjutnya.

               Farmakovigilans  merupakan  kegiatan  pemantauan  dan  pelaporan  kejadian  tidak
               diinginkan dan/atau efek samping obat pada pasien oleh dokter dan tenaga kesehatan
               lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan.

               Semua laporan tersebut diterima oleh Badan POM dan dievaluasi secara periodik.
               Apabila  terdapat   peningkatan  frekuensi  efek  samping,  maka  Badan  POM  dapat
               melakukan tindak lanjut dengan memberikan komunikasi risiko dan pencabutan EUA
               untuk meningkatkan kehati-hatian dalam penggunaan dan perlindungan kesehatan
               masyarakat.

               Badan POM Lakukan Percepatan Akses Vaksin

               Sebagai  bagian  dari  Komite  Penanganan  COVID-19  dan  Pemulihan  Ekonomi
               Nasional  serta  anggota  Satuan  Tugas  Percepatan  Penanganan  COVID-19,  selain
               percepatan  akses  obat,  Badan  POM  juga  berupaya  melakukan  percepatan  akses
               vaksin yang digunakan dalam penanganan COVID-19.
               Saat  ini,  sebagaimana  diketahui  Badan  POM  sedang  mengawal  uji  klinik  fase  III
               Vaksin Sinovac oleh PT. Bio Farma bekerja sama dengan FK Unpad. Vaksin tersebut
               dikembangkan oleh Sinovac Life Science China dengan menggunakan teknologi virus
               tidak  aktif  (inactivated  virus).  Uji  klinik  fase  III  ini  direncanakan  melibatkan  1.620
               sukarelawan di Bandung.

               Sampai dengan September 2020 telah direkrut 1.089 subjek yang telah mendapatkan
               suntikan pertama dan 457 subjek yang telah mendapatkan suntikan kedua. "Sejauh
               ini, tidak ada laporan kejadian efek samping dalam uji klinik ini.

               "Diharapkan semua subjek dapat selesai direkrut pada pertengahan Oktober 2020,
               sehingga  data  interim  hasil  uji  klinik  bisa  kami  dapatkan  untuk  dilakukan  proses
               evaluasi untuk mendapatkan EUA," ungkap Kepala Badan POM.
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55