Page 339 - Karya dan Kinerja Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19
P. 339
Karya dan Kinerja
Melewati Multi Krisis:
Pandemi COVID-19
Adanya kasus GGAPA pada anakanak tersebut dilaporkan
secara sporadis sejak Februari 2022. Para dokter melaporkan
bahwa sebelum mencapai tahap gagal ginjal, anakanak balita itu
mengalami gejala diare, mual, muntah, demam selama 35 hari,
batuk, pilek, dan gampang mengantuk. Air seni pasien bocah itu
berubah warna, menjadi keruh kecoklatan, sebelum akhirnya air
seni itu berkurang, merosot jumlahnya, bahkan pada tahap yang
parah para pasien tidak bisa buang air kecil sama sekali. Semua
berujung pada kondisi GGAPA, dan sebagian berlanjut ke gagal
ginjal. Namun kala itu, para dokter kesulitan mendiagnosisnya,
karena belum terdapat dugaan keterkaitan kasus GGAPA dengan
penggunaan obat, identifikasi kemungkinan penyebab GGAPA
dikembangkan dengan dugaan lain karena infeksi leptospirosis
atau disebabkan oleh simptom long COVID19 dan sebagainya.
Pusat Farmakovigilans/MESO Nasional juga tidak menerima
laporan kejadian tidak diinginkan (KTD) terkait kasus GGAPA ini
dari catatan medis di fasilitas layanan kesehatan. Maka tidak heran
sempat bergulirlah kabar tentang penyakit ginjal misterius itu yang
menyebabkan korban meninggal dan mengalami gangguan atau
kerusakan organ.
Dalam waktu yang bersamaan untuk memecahkan misteri
penyakit tersebut, terutama setelah mempelajari publikasi kasus
gangguan ginjal serupa di Gambia, BPOM RI melakukan berbagai
tindakan cepat yang komprehensif sehingga ditemukannya adanya
sirop yang mengandung cemaran EG/DEG yang diduga akibat
adanya kejahatan kemanusiaan yang sengaja dilakukan oleh
distributor bahan kimia yang diantaranya merupakan jalur ilegal
penyaluran pelarut yang digunakan pada pembuatan sirop obat.
Kasus GGAPA ini tidak saja menjadi sorotan dari berbagai pihak
di dalam negeri tapi juga menjadi perhatian dunia internasional
karena terjadi pada masa pandemi COVID19.
Walaupun mendapat hujatan dan kritikan tajam dari beberapa
pihak yang cenderung menyalahkan BPOM RI, langkah cepat dan cer
das serta didukung oleh sikap tegas, transparan, dan strong leadership
dari seorang Kepala BPOM RI dalam menangani kasus sirop obat
yang mengandung cemaran melebihi batas aman, hal ini justru
menginspirasi otoritas obat negara lain untuk juga mengedepankan
prinsip kehatihatian. Upaya BPOM RI dalam menangani penyebab
294