Page 13 - MODUL GABUNGAN 3
P. 13
Leukosit dikelompokkan berdasarkan keberadaan butiran-butiran yang terdapat
pada cairan selnya menjadi agranulosit, yaitu leukosit yang tidak memiliki butiran-
butiran sehingga cairan sel jernih, tetapi memiliki satu inti yang besar. Jenis sel darah
putih ini dihasilkan oleh jaringan-jaringan limfoid dan dibedakan menjadi limfosit dan
monosit. Bentuk leukosit lain adalah granulosit, pada cairan sel terdapat
butiranbutiran yang menyerap zat warna tertentu dan inti sel berlekuk-lekuk.
Granulosit dihasilkan oleh sumsum merah pada tulang dan dibedakan berdasarkan
kemampuannya menyerap zat warna menjadi neutrofil, eosinofil, dan basophil.
1. Limfosit terdapat 20-30% dari leukosit darah, mempunyai sifat
amuboid sehingga dapat keluar dari pembuluh darah. Berperan
dalam melawan bakteri penyebab penyakit karena kemampuannya
untuk menghasilkan zat-zat antibodi.
2. Monosit terdapat 3-8% dari leukosit darah, bersifat fagosit
terhadap bakteri.
3. Neutrofil terdapat 60-70% dari leukosit darah. Neutrofil bersifat
amuboid, fagosit, dan merupakan pertahanan utama terhadap
infeksi mikroorganisme.
4. Eosinofil terdapat 1-4% dari leukosit darah. Eosinofil bergerak
lambat dan bersifat fagosit terhadap partikel-partikel asing di
sekitarnya. Jumlah eosinofil meningkat pada keadaan alergi,
misalnya asma dan infeksi cacing tambang.
5. Basofil terdapat 0-1% dari leukosit darah, yang berfungsi
meningkatkan respon tubuh terhadap alergi.
C. Keping-Keping Darah
(Trombosit)
Trombosit memiliki
bentuk tidak teratur, tidak
memiliki inti sel, dan
berukuran sangat kecil.
Trombosit berperan dalam
proses pembekuan darah
apabila terjadi luka pada
pembuluh darah.
Gambar 6. Trombosit (Sumber : Halodokter.com)
5