Page 74 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 74
59
mem i I ik i d ind i ng yang menutupi sepenuhnya bag ian de pan ruangan,
kecuali dinding bambu (kajang) yang dibuat setengah badan manusia,
sekedar penghalang.
Pad a masj id-masjid besar, terdapat nama-nama ruangan yang
menunjukan adanya pengaruh agama Islam. seperti ruangan-ruangan
sulu. maksurah dan ruak. (32, 1 09). Yang disebut suhu adalah ruangan
paling depan yang tidak berdinding dan berpintu (nama lain untuk
serambi). Yak disebut ruak ialah ruangan masjid tempat sembahyang
yang terletak di tengah (nama lain rohangan semhahyang). Sedangkan
"maksuruh" adalah ruangan yang dekat dengan "paimbaran" di Masjid
Agung Kasepuhan Cirebon. misalnya terdapat ruangan-ruangan kecil
dekat paimbaran yang dibatasi jari-jari kayu, maksudnya tempat
sembahyang orang-orang terkemuka keluarga Keraton Kasepuhan dan
Kanoman.
Nama dan fungsi ruangan tajug, pada umunya tidak berada dengan
nama-nama dan fungsi ruangan pada mesjid. Ruangan tajug terdiri
dari hanya satu ruangan, yakni ruangan tajug yang dipergunakan untuk
melakukan sembahyang dan membaca AI-Qur'an.
3.3 Bangunan tempat Musyawarah
3.3.1 Nama
Nama bangunan tempat musyawarah yang sekarang dikenal
masyarakat desa adalah "Bale Desa". Kata bale dalam bahasa Sunda.
berarti semacam bangku tempat duduk orang-orang desa sambil
berbincang-bincang sesama tetangga rumah. Bentuk asli bangunan
tersebut belum ditemukan. Mungkin bangunan-bangunan musyawarah
yang d imaksud, menuruti pol a rumah tinggal dengan sistem kolong,
mungkin pula bangunan tersebut tidak berdinding, sehingga
memudahkan orang .datang berkunjung.
Sebuah bangunan tua yang disebut Buyut Panjalin, terletak di desa
Panjalin. kecamatan Sumbe1jaya kabupaten Majalengka. menurut
cerita adalah bekas rumah tinggal seorang kepala desa dari desa
tersebut. konon bangunan bangunan tersebut sering digunakan sebagai
tempat pe1temuan (musyawarah).