Page 28 - E-Module Fisika Kelas X
P. 28

E-Module Fisika Kelas X


                       c.  Bila angka tersebut tepat 5, maka angka terahkir yang dipertahankan harus dinaikkan
                          1  jika  angka  tersebut  angka  ganjil.  Sebaliknya,  tidak  berubah  jika  angka  yang
                          dipertahankan angka genap. Sebagai contoh 556,75 dibulatkan menjadi 556,8; 556,45
                          dibulatkan menjadi 556,4

                          Operasi  angka  penting  terdiri  dari  operasi  penjumlahan,  pengurangan,  perkalian,
                       pembagian, pemangkatan dan penarikan akar dijelaskan sebagai berikut:


                       a.  Operasi penjumlahan dan pengurangan
                              Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dua angka penting atau lebih akan
                        menghasilkan satu angka taksiran. Sebagai contoh 3,2514 + 0,215 = 3,4664 = 3,5
                       b.  Operasi perkalian dan pembagian
                              Hasil operasi perkalian dan pembagian memiliki jumlah angka penting yang sama
                        dengan  banyaknya  angka  penting  dari  faktor  paling  sedikit  dari  angka-angka  yang
                        digunakan dalam perkalian maupun pembagian tersebut. Sebagai contoh 6,28 : 2 = 3,14
                        = 3
                       c.  Aturan pemangkatan dan penarikan akar
                              Banyaknya  angka  penting  pada  hasil  operasi  pemangkatan  dan  penarikan  akar
                        sama  dengan  banyaknya  angka  penting  bilangan  yang  dipangkatkan  atau  diakarkan.
                                              2
                        Sebagai contoh (12,5) = 156,25 = 156
                       d.  Bilangan eksak
                              Bilangan  eksak  ialah  bilangan  yang  pasti  (tidak  diragukan  nilainya),  diperoleh
                          dengan  membilang.  Perkalian  bilangkan  eksak  dengan  angka  hasil  pengukuran
                          menghasilkan  angka  yang  jumlah  angka  pentingnya  sama  dengan  jumlah  angka
                          penting dari angka hasil pengukuran.
                      8.  Kesalahan Pengukuran

                          Dalam pengukuran terdapat dua kesalahan, yakni:


                        a.  Kesalahan sistematis
                              Kesalahan  sistematis  berkaitan  dengan  kesalahan  pengaturan  alat,  kalibrasi  alat
                          ukur,  pengaruh  lingkungan  tempat  dilakukan  pengukuran,  kesalahan  pengamatan
                          (paralaks).  dan  lain-lain.  Kesalahan  ini  dapat  diminimalkan  dengan  mendesain
                          pengukuran  secara  teliti,  misalnya  mengisolasi  tempat  pengukuran  dan  melakukan
                          kalibrasi alat ukur.
                        b.  Kesalahan acak
                              Kesalahan acak disebabkan oleh ketidaksempurnaan manusia dan alat ukur yang
                          digunakan.  Kesalahan  ini  dapat  diminimalkan  dengan  cara  melakukan  pengukuran
                          secara berulang.




               SMA N 1 WOLOWAE                                                                             28
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33