Page 23 - E-BOOK SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAMAN BATU SAMPAI ZAMAN LOGAM DI KEPULAUAN INDONESIA
P. 23

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAMAN BATU SAMPAI                                       SAMISANOV
      ZAMAN LOGAM DI KEPULAUAN INDONESIA


               B.  Perkembangan Teknologi pada Zaman Logam di Kepulauan Indonesia

                       Setelah zaman batu, di Indonesia kemudian berkembang zaman perundagian atau

               zaman logam, meskipun alat-alat dari batu masih tetap ada. Perkembangan zaman logam di

               Indonesia berbeda dengan di Eropa. Zaman Logam di Eropa mengalami tiga fase yaitu
               tembaga, perunggu, dan besi. Sedangkan di Indonesia langsung memasuki zaman Perunggu

               dan Besi. Di Indonesia yang terkenal adalah zaman Perunggu sebab ala-alat yang terbuat dari
               perunggu maupun besi tidak jauh berbeda. Alat-alat dari besi banyak ditemukan pada zaman

               aksara.

                       Kebudayaan logam yang dikenal di Indonesia berasal dari Dongson, nama kota kuno
               di Tonkin yang menjadi pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Karena itu

               kebudayaan perunggu di Indonesia disebut juga dengan Kebudayaan Dongson (Vietnam).
               Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran

               teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah

               seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih
               dahulu baru kemudian dicetak.

                       Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu:
               1.  Teknik a cire perdue atau cetakan lilin, caranya adalah membuat bentuk benda yang

                   dikehendaki dengan lilin, setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan
                   menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga

                   lilin yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian

                   bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu, dan
                   apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang

                   dikehendaki. Pecahan-pecahan dan cetakan-cetakan itu ditemukan oleh Rothpletz di
                   dataran tinggi Bandung.























                                 Gambar 21 : Teknik a Cire Perdue
                                 Sumber: buku Sejarah SMA kelas X-Quadra
                    22    OLEH: ANIK RAHAYU NINGRUM
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28