Page 31 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 31
Dengan suasana riang gembira anak-anak asyik bermain. Namun,
tiba-tiba gempa. Tempat itu hancur hanya puing yang tersisa.
Adegan 2
Suasana hutan hening hanya nampak sosok Puccecang dan
Pullando sedang bercengkrama entah apa yang mereka
bicarakan.
Puccecang : Meapai mating Pullando daingdi muita
immating andeo”?
Pullando : “Apasanga namittule maioo iotia apa ioo
diting”?
Puccecang : “Siapa tau muissangi hehe”
Tiba-tiba muncul sosok pemburu orang asing hendak menangkap
mereka. Namun demikian, mereka pun melakukan siasat
kesepakatan sehingga itu tidak terjadi.
Pemburu : “Hahaha, kalian sudah saya tangkap akhirnya
usai perburuanku”.
Puc dan Pul : “Tunggu dulu tuan, apakah dengan membunuh
kami tuan sudah puas”.
Pemburu “Maksud kamu apa”?
Pullando “Daging kami tidak enak kami terlalu kurus
sudah beberapa hari tidak makan”.
Puccecang “Apa lagi saya tuan kulitku kerempeng dan
berbulu tuan jika menyantapku akan membuat
tuan batuk-batuk heheh”’
Pemburu “Jadi mau kalian apa”?
Pullando Pullando memberikan isyarat kepada
Puccecang “Bagaimana kalau tuan kami bawa
menghadap Maraqdia”?
Puccecang : “Maraqdia kami orangnya labil, mudah
terpengaruh, dan jika melihat dari tuan tuan
punya segalanya yang kami butuhkan”.
24 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar