Page 22 - Menabung_Ebook
P. 22

(celengan) dan yang modern (tabungan bank) terus berlangsung secara beriringan hingga
                           masa sekarang.

                              Di samping bank-bank yang dimiliki bangsa Barat terdapat juga bank yang didirikan
                           oleh  bangsa Indonesia.  Sejak tahun  1904,  bangsa  Indonesia  telah  mengenal  lumbung
                           desa, bank desa, dan bank kredit rakyat (volkscredietbank) yang dikelola oleh Centrale Kas
                           sebagai instansi penilik dan pembina serta sebagai pusat keuangan. Pada tingkat lokal dan
                           regional, bagian dinas lapangan mencoba mendorong rakyat untuk membangun gudang
                           beras atau lumbung  padi  (rijstschuren),  bank desa (dorpsbankjes),  dan  bank cabang
                           (afdelingsbanken).


                              Lumbung desa, misalnya, dibentuk di Jawa dengan modal beras yang disimpan oleh
                           masyarakat. Pada masa itu uang masih sangat langka sehingga masyarakat didorong untuk
                           mendirikan lembaga kredit dengan modal yang mereka miliki sendiri, yaitu beras. Fungsi
                           bank  rakyat  adalah  menyediakan  kredit  untuk  kebutuhan  penduduk,  seperti  petani,
                           pedagang, dan orang-orang yang bergerak dalam bidang industri. Mulai tahun 1934 bank
                           rakyat berkembang menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB) atau Bank Kredit Rakyat
                           Umum. Bank itu  mulai  menyediakan  kredit  bagi  pegawai  pemerintah, pensiunan,  dan
                           karyawan swasta.

                              Pada  masa puncaknya tahun  1920-an, dibangun  sejumlah  6.000 lumbung  padi.
                           Persediaan padi dalam lumbung dapat digunakan pada masa kurang pangan atau dapat
                           dijual  pada  waktu yang tepat bagi petani.  Dengan cara demikian, kebebasan pembeli
                           swasta dibatasi. Dana cadangan dari gudang, sebagian terdiri atas bunga yang berupa
                           uang dan hasil dari beras yang dipinjamkan. Jadi, dalam operasionalnya lumbung sejalan
                           dengan pengaturan produk (productenhuishouding) yang ada pada masyarakat desa.
       Pendahuluan         bunga untuk pembelian benih, pupuk, peralatan pertanian kecil, pendirian usaha kecil,
                                  “Bank Desa” (Dorpsbanken) adalah bank uang yang meminjamkan uang dengan


                           dan sebagainya. Pada tahun 1941 ada lebih dari 1.100 bank tersebar di Jawa, Sumatra,
                           Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Selain masyarakat bumiputra, bank-bank tersebut juga
                           dimanfaatkan oleh  orang-orang Cina.  Bank cabang di  Jawa dan  bank daerah di  luar
                           Jawa dan Madura mengelola uang simpanan pegawai pemerintah, swasta, masyarakat
                           adat bumiputra, dan dana yang dikelola oleh bank desa. Uang itu diinvestasikan dalam
                           proyek-proyek regional untuk pertanian, perikanan, pembuatan jalan, perumahan, dan
       12                  sebagainya. Pada tahun 1941 ada lebih dari 100 bank di seluruh kepulauan Nusantara.
                           Melalui bank rakyat, dana masyarakat Indonesia mulai terhimpun. Meskipun dana belum
                           banyak jumlahnya, hal itu menunjukkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam
                           menabung, baik yang di desa maupun yang di kota, terutama untuk wilayah Jawa dan
                           Madura.

                              Pada masa pendudukan Jepang yang singkat (1942—1945), bank-bank Hindia Belanda
                           dilukuidasi dan dibubarkan. Hanya Poostpaarbank yang dipertahankan dan diganti dengan
                           nama Bank Tjokin Kjokoe.
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27