Page 76 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 76
lain di tanah Melayu dengan terbuka. Oleh karena itu, sampai saat ini di Kabupaten
Natuna hampir tidak pernah terjadi konflik antarsuku. Tiap-tiap komposisi etnik
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Grafik 1. Persentase Jumlah Etnik di Kabupaten Natuna
Sumber: Diolah dari data Bappeda Kabupaten Natuna, 2012
Diagram di atas menunjukkan bahwa kondisi masyarakat Natuna yang multietnik
tidak menjadi kendala untuk membina kerukunan masyaraka,t baik dalam bidang
ekonomi maupun budaya. Etnik pendatang melakukan asimilasi dan adaptasi dengan
kebudayaan masyarakat Melayu. Dalam persoalan permukiman di Natuna masih
tampak pengelompokan permukiman, terutama untuk etnik Jawa dan Cina. Etnik
Jawa mayoritas adalah para transmigran. Mereka mendapat area khusus permukiman
yang dikenal dengan sebutan satuan permukiman (SP) I, SP II, dan SP III yang
terletak di Kecamatan Bunguran Tengah (Endang Susilowati, 2014:161). Masyarakat
pendatang lain yang jumlahnya agak banyak dan ramai adalah etnik Minang dan
Kampar. Kebanyakan mereka bekerja sebagai pedagang dan banyak tinggal di pusat
kota Ranai, Sedanai, Midai, dan pusat kota kecamatan lainnya.
Mutiara di Ujung Utara 59