Page 114 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 114

Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia                                                                        Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara







        WACANA PEMIKIRAN ISLAM (SUFISME)



                    Sufisme di Indonesia telah berkembang seiring proses awal perkembangan agama
                     tesebut. Bersama sejumlah faktor lain yang bersifat sosial-politik dan ekonomi,
                   sufisme menjadi satu unsur penting dalam sejarah Islam Indonesia. Ia telah berjasa
                    menjadikan Islam memiliki daya lentur dan tingkat adaptasi yang tinggi terhadap
                    sistem sosial-politik budaya Indonesia pra-Islam, sehingga, dengannya, Islam bisa
                   diterima dengan mudah dan menjadi bagian dari proses pembentukan dan perkem-
                                   bangan sistem sosial-budaya masyarakat Indonesia




          Konsep  raja  sufi,  di  Nusantara  mudah            yang nampak dalam mimpi adalah  simbol
          ditemukan  dalam  konversi raja-raja  Melayu         (mithāl),  dan  sarana  dalam  proses  transmisi
          menjadi  Muslim melalui mimpi bertemu Nabi           pengetahuan  keagamaan.  Bagi raja Melayu,
          Muhammad.  Hal  ini  tergambarkan  dalam             mimpi bertemu nabi Muhammad menjadi
          Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai.          legitimasi keagamaan untuk kekuasaan politik
          Dalam sufisme, mimpi diakui sebagai bagian           mereka.
          penting latihan spiritual para sufi, karena apa
             Kitab karya Hamzah Fansuri-syair Jawi Fi Bayan




















                                                                                                                                                          Ilustrasi Hamzah Fansuri. Sumber Ensiklopedia Ulama Besar Aceh

                                                                                                                                         Pada  abad  17  dikenal  dua  “gelombang”  3.  Al Muntahi, yang membicarakan
                                                                                                                                         intelektualitas; gelombang Hamzah Fansuri            masalah-masalah tasauwuf.
                                                                                                                                         dan     Syamsuddin       Sumatrani     dengan
                                                                                                                                         corak  “wahdat  al-wujud”.  Hamzah  Fansuri       4.   RubaH Hamzah Fansuri yang
                                                                                                                                         khususnya,  sangat dipengaruhi  Ibn `Arabi.          merupakan syair sufi yang penuh butir-
                                                                                                                                         Hamzah  Fansuri  adalah  penyair  sufi  yang         butir filsafat.
                                                                                                                                         tidak tertandingi dalam  originalitasnya.         5.  Syair BurungUnggas, juga sajak sufi
                                                                                                                                         Karya-karyanya sebagai berikut.                      yang dalam maksudnya, yakni bahwa

                                                                                                                                         1.  Asrar al-Arifiin Fi Bayani ‘Ilmal-Suluk wa       manusia, yang telah menjadi “Insan
                                                                                                                                             al-Tauhid, , yang membahas masalah-              Kamil” tidak ada lagi pembatas antara
                                                                                                                                             masalah ilmu tauhid dan ilmu thariqat.           dia dan Mahbubnya, karena Insan Kamil
                                                                                                                                                                                              telah menfanakan dirinya ke dalam diri
                                                                                                                                         2.  Syarab al-Asyiqin, yang membicarakan             Kekasih yang dirindukannya
                                                                                                                                             masalah-masalah thariqat, syariat,
                                                                                                                                             haqiqat dan makrifat.





                                                           104                                                                                                                     105
                                                         104                                                                                                                        105
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119