Page 169 - E-Modul Kisah Teladan Walisongo Terintegrasi Nilai Moderasi Beragama Produk Akhir
P. 169
dakwahnya pada masyarakat, kemudian orang-orang
memanggilnya dengan Sunan Gunung Jati. Strategi
dakwah Sunan Gunung Jati dilakukan dengan menjalin
pendekatan masyarakat melalui hubungan baik
dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon, hidup
diperkampungan untuk mempelajari karakteristik
masyarakat dan melalui pernikahan politik. Sunan
Gunung Jati menikah pertama kali dengan Nyai
Babadan, putri Ki Gedeng Babadan, yang membuat
pengaruhnya meluas dari Gunung Sembung hingga
Babadan.
Selain sebagai ulama, Sunan Gunung Jati memiliki
jiwa kepemimpinan yang tinggim sehingga beliau juga
berperan sebagi pemimpin para wali atau wali qutub.
Oleh karena itu, Sunan Gunung Jati diminta memimpin
penobatan Sultan Demak II dan Sultan Demak III,
meskipun ada Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga, namun
Sunan gunung Jati tampil sebagai pemimpin para wali.
Hal tersebut dikarenakan Sunan Gunung Jati yang
berjasa besar dalam mengembangkan ajaran Islam
dan perjuangannya kepada masyarakat. Beliau
memiliki pemikiran yang toleran karena tidak pernah
membeda-bedakan masyarakat berdasarkan status
sosialnya melainkan selalu memperlakukan semua
orang dengan ramah dan santun. Sehingga dakwah
156