Page 20 - MATERI-INTI-1-_BLS-BHD__1
P. 20
DIKLAT BAPELKES BATAM
7. Defibrilation atau terapi Elektrik
Defibrilation atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dangan istilah
Defibrilasi adalah suatu terapi dengan memberikan energy listrik. Hal ini
dilakukan jika penyebab henti jantung (cardiac arrest) adalah kelainan irama
jantung yang disebut dengan Fibrilasi Ventrikel. Dimasa sekarang ini sudah
tersedia alat untuk defibrilasi yang dapat di gunakan oleh orang awam yang
disebut Automatic External defibrillation, dimana alat tersebut dapat
mengetahui korban henti jantung ini harus dilakukan dilakukan defibrilasi atau
tidak, jika perlu dilakukan defibrilasi alat tersebut dapat memberikan tanda
kepada penolong untuk melakukan defibrilasi atau melanjutkan nafas dan bagian
sirkulasi saja.
Gambar 3.16 Automatic External Defibrillation
AED (Jika tersedia dan bisa digunakan) harus dipasang pada korban segera
setelah penolong menghubungi petugas gawat darurat, dan kemudian melakukan
RJP. Jika ada dua penolong, penolong pertama segera melakukan RJP sementara
penolong kedua menghubungi petugas dan memasang AED.
8. Penghentian Resusitasi Jantung Paru
a. Situasi membahayakan penolong (cedera serius atau ancaman kematian)
b. Valid advance directive
c. DNR order
d. Tanda pasti kematian ireversibel
Rigor mortis (kekakuan)
Anggota tubuh dan batang tubuh kaku, mulai 4 jam, menghilang setelah
10 jam.
Livor mortis (Kebiruan )
Tanda merah tua sampai kebiruan pada bagian tubuh yang terbawah
(kalau penderita dalam keadaan terlentang, pada pinggang bagian
bawah).
Decapitacion
50
A great place to learn and grow