Page 81 - baruu revisi_Neat
P. 81
1947 mengeluarkan surat yang berisikan perintah untuk melakukan gencatan senjata dan
penyelesaian konflik antara negara Belanda dan negara Indonesia secara damai. Adanya
desakan yang dilayangakan oleh dunia Internasional terhadap tindakan yang dilakukannya
kepada negara Indonesia, akhirnya pada tanggal 17 Januari 1948 negara Indonesia dan negara
Belanda kembali menandatangani sebuah perjanjian yang diberi naman perjanjian Renville.
Perjanjian Renville dilakukan di sebuah gelagak kapal milik angkatan laut negara
Amerika Serikat yang mana pada tanggal 17 Januari 1948 sedang berhenti dipelabuhan
Tanjung Periok. Perjanjian Renville ini merupakan upaya untuk menemukan rumusan baru
mengenai penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda. Akan tetapi, seiring
berjalannya hari, perjanjian renville ini mengalami kegagalan yang serupa seperti perjanjian
linggarjati sebelumnya. Pihak negara Belanda merasa bahwa negara Indonesia tidak menaati
isi dari perjanjian tersebut, sehingga pada tanggal 19 Desember 1948 negara kincir angin
tersebut kembali menyerang wilayah NKRI yang mana bukti keseriusan tindakan agresi
militer yang kedua oleh pihak belanda ini dapat dilihat dari gempuran militer yang menyasar
daerah-daerah strategis Indonesia serta menangkap para pemimpin politik Indonesia seperti
Ir. Soekarno, Bung Hatta, Agus Salim dan Syahrir dengan tujuan menghancurkan secara
menyeluruh pertahanan dan kesatuan negara Indonesia sehingga dapat memaksa Indonesia
kembali menjadi negara jajahan Belanda.
Sumber:Tirto.id
Gambar: 4.5 Perjanjian Renville
76