Page 20 - psikopend_Neat
P. 20
kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata
dia dalam situasi orang lain tersebut. Karena empati, orang menggunakan
perasaannya dengan efektif di dalam situasi orang lain, didorong oleh
emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan
yang dilakukan orang lain, di sini ada situasi "feeling into a person or thing"
(Goleman, 1999:214). Jadi, empati adalah rnemahami perasaan dan masalah
orang lain dan berfikir dengan sudut pandang mereka mengenahi berbagai hal.
2. Perkembangan Empati
Berdasarkan hasil studi ditemukan bahwa akar empati dapat dilacak sejak
masa bayi. Pada saat bayi lahir, bayi akan terganggu bila mendengar bayi lain
menangis. Respon tersebut oleh beberapa ahli dianggap sebagai tanda-tanda awal
empati. Para ahli psikologi perkembangan anak menemukan bahwa bayi
merasakan beban stress simpatetik, bahkan sebelum bayi tersebut menyadari
bahwa keberadaannya terpisah dari orang lain. Bayi memiliki reaksi akan adanya
gangguan ini ditujukan pauanya. Bayi menangis bila anak lain menangis
(Goleman, 1999:138).
Daniel Goleman mengutip Martin Hoffman bahwa akar dari
moralitas berada dalam empati karena dalam berbagai kesusahan dengan
seseorang kita merasa tergerak untuk membantu. Empati menarik perhatian
kita terhadap masalah-masalah kebutuhan sosial dan ketidakadilan yang
memerlukan tindakan kita. Masalah-masalah sosial menjadi masalah kita
karena dengan ernpati yang mendarah gading kita benar-benar menjadi
masyarakat (Segal, 158). Pelajaran pertama kita tentang empati telah
dimulai pada masa bayi, ketika masih ditimang oleh ibu atau ayah kita.
31