Page 9 - Modul Efek Fotolistrik
P. 9
e. Proses Terjadinya Efek Fotolistrik
Elektron-elektron berada di dalam lintasan-lintasannya masing-masing sesuai dengan
tingkatan energinya. Kulit terdalam memiliki level energi paling rendah, sedangkan kulit terluar
memiliki level energinya paling tinggi. Maka diperlukan energi yang cukup agar elektron yang
berada pada kulit terdalam dapat keluar, dengan menyerap energi dari cahaya dan melalui
proses eksitasi (lepasnya elektron dari orbital setelah dikenai energi).
Jika elektronnya sudah berada di kulit terluar dan menerima energi, maka elektron
tersebut akan keluar dan meninggalkan atom. Dalam prosesnya, atom disebut mengalami
ionisasi karena atom yang netral lalu memiliki muatan setelah melepaskan dan menambahkan
elektron di kulit atomnya. Perhatikan gambar berikut:
Ilustrasi: https://www.zenius.net/blog/efek-fotolistrik
Dalam proses eksitasi ini dibutuhkan energi eksitasi. Berbeda dengan energi yang
dimiliki elektron dalam kulit atom, untuk mengetahui energi eksitasi yang dibutuhkan itu
mudah. Misalnya E1, E2, dan E3 masing-masing memiliki energi elektron 5, 8 dan 10. Sedangkan
energi ambang untuk melepaskan diri dari atom adalah 13. Maka, misal ingin menghitung
energi eksitasi untuk E1, maka: E0 – E1 = 13 – 5 = 8. Jadi, energi eksitasi yang dibutuhkan oleh E1
adalah 8. Begitu pula seterusnya dengan E2 dan E3 adalah 5 dan 3.
Sekarang, kaitkan energi eksitasi dengan energi foton. Dengan penjelasannya
sebelumnya bahwa besaran energi foton harus memiliki jumlah yang cukup untuk melakukan
perpindahan elektron. Jika energi foton < energi eksitasi, maka elektron tidak dapat berpindah.
f. Faktor Yang Mempengaruhi Efek Fotolistrik
Apa saja yang mempengaruhi proses efek fotolistrik?
a) Frekuensi Cahaya, semakin tinggi frekuensi foton maka semakin banyak
elektron yang bisa melepaskan diri dari permukaan logam.
b) Eksitasi Elektron, yaitu penyebab lepasnya elektron dari orbital atom
setelah menerima energi.
c) Ionisasi, proses pelepasan dan penambahan elektron di kulit atom.
6