Page 12 - Modul 7 Kebangkitan Nasional
P. 12
Pada awalnya pelaksanaan politik etis bertujuan memperbaiki
kondisi masyarakat yang makin terpuruk. Dalam pelaksanannya, politik
etis lebih menguntungkan Belanda karena di dalamnya terjadi
penyelewengan. Beberapa penyelewengan dalam pelaksaan politik etis
sebagai berikut.
1) Irigasi hanya ditujukan untuk tanah-tanah perkebunan swasta Belanda
yang subur
2) Pendidikan dibuka hanya untuk anak-anak pegawai negeri dan golongan
mampu. Pada masa itu terjadi diskriminasi pendidikan yang ditandai
dengan pengajaran di sekolah kelas I untuk anak-anak pegawai negeri
dan golongan kaya serta kelas II untuk anak-anak pribumi pada
umumnya.
3) Migrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa kel uar Jawa guna
dijadikan buruh perkebunan dengan upah murah.
Kebijakan politik etis yang paling dirasakan masyarakat Indonesia
yaitu dalam bidang pendidikan. Melalui politik etis banyak orang Indonesia
mengenyam pendidikan modern. Melalui pendidikan tertanam
pengetahuan dan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia. Kondisi
tersebut memelopori munculnya golongan terdidik yang menjadi motor
penggerak pendidikan, sosial, politik. Dalam perkembannya, mereka pun
menjadi tokoh pemimpin pergerakan nasional di Indonesia. (Irim Rismi.H
& Sri Pujiani,2020:89)
2) Kegagalan Perlawanan Bersenjata
Sebelum abad XX perlawanan bangsa Indonesia masih bersifat
kedaerahan. Perlawanan dilakukan secara fisik menggunakan senjata
tradisional dan dipimpin oleh tokoh-tokoh kharismatik. Akan tetapi
perlawanan seperti itu selalu gagal.
Setelah abad XX perjuangan bangsa Indonesia mulai berubah.
Perubahan tersebut terjadi seiring tumbuhnya identitas kebangsaan
sebagai pengikat perjuangan bersama. Paham kebangsaan atau
nasionalisme tumbuh dan menjelma menjadi sarana perjuangan yang
sangat kuat. (Irim Rismi.H & Sri Pujiani,2020:89)
4