Page 3 - e-Book Sejarah Ilmu Tajwid
P. 3
E-BOOK SEJARAH ISLAM
Para sahabat menguasai semua itu seperti yang telah di ajarkan malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Diantaranya seperti Ibnu Mas’ud, Zaid
bin Tsabit dan lain sebagainya.
Semua ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu hasil dari
ijtihad (fatwa) para ulama yang di olah berdasarkan dalil-dalil dari al-Quran dan
Sunnah.
Tetapi pembacaan al-Quran adalah suatu yang taufiqi (diambil terus) melalui riwayat
dari sumbernya yang asal yaitu sebutan dan bacaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam.
Akan tetapi bagaimanapun, yang dianggap sebagai penulisan ilmu tajwid yang paling
awal adalah ketika adanya kesadaran akan perlunya mushaf Utsmaniah yang ditulis oleh
Sayyidina Utsman diberikan titik-titik pada huruf-hurufnya, kemudian baris-baris bagi
setiap huruf dan pelafalannya.
Gerakan ini diketuai oleh Abu Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi,
dimana ketika itu Khalifah umat Islam memiliki tugas besar untuk hal ini disaat umat
Islam mulai ada yang melakukan kekeliruan didalam bacaan.
Itu karena ketika masa Sayyidina Ustman, belum diberi titik-titik maupun harakat,
sebab bertujuan memberi keleluasaan kepada para sahabat dan tabi’in pada masa itu
untuk membacanya sebagaimana yang mereka telah ambil dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, berdasarkan dengan dialek bangsa Arab yang beraneka ragam.
Tetapi setelah berkembang luasnya agama Islam ke seluruh tanah Arab serta takluknya
Roma dan Persia ke tangan umat Islam pada tahun pertama dan kedua Hijrah, bahasa
Arab mulai bercampur dengan bahasa penduduk-penduduk yang ditaklukkan umat
Islam.
Ini telah menyebabkan terjadinya beberapa kekeliruan didalam penggunaan bahasa
Arab dan demikian juga dengan pembacaan al-Quran.
Oleh Taufikur Rochman 3