Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 30 Juli 2019
P. 2
OPINI
SELASA, 30 JULI 2019 02
Pelajaran Agama Islam,
Untuk Apa?
Penulis: Hatim Gazali
(Dosen Universitas Sampoerna Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam (Adpisi))
TEMPO hari, sejum- Tak lama setelah itu, mun- provokatif. Tentunya, ini juga Sejauh ini, pendidikan agama patan agama sebagai kajian pendidikan agama Islam (PAI) antaragama yang merupakan
lah grup Whatsapp cul juga pernyataan Menteri berlaku terhadap isu-isu lain secara nasional dihadapkan doktriner, maka metode pen- tidak setuju pendirian rumah salah satu prinsip penting
gajaran yang dikembangkan
pada sejumlah persoalan. Per-
ibadah agama lain di wilayahn-
dalam Islam tidak masuk dalam
Agama bahwa tidak ada ren-
yang dibungkus dengan judul
dosen pendidikan cana penghapusan pendidi- berita yang provokatif. tama, secara materi, pendi- guru sering kali menoton dan ya. Sebanyak 74% menolak indikator keimanan dan ketak-
Kedua, dalam pengertian
agama Islam sempat kan agama. Bahkan, Setyono yang lebih mendalam, tidak dikan agama kita mengalami membosankan. Kreativitas memberikan ucapan selamat waan seseorang.
hari raya kepada penganut
tumpang-tindih antartiap-tiap
guru sering kali dihadapkan
Darmono pun memberikan
Jika pola pikir seperti ini
dihebohkan cuplikan klarifikasi bahwa berita terse- sedikit di antara kita yang tingkat pendidikan. Apa yang pada dogma bahwa pendidikan agama lain. Bahkan, ditemu- terus dipelihara, rencana pen-
berita Setyono Dar- but disalahtafsirkan. Seba- mempertanyakan perihal ur- diajarkan di sekolah menen- agama harus serius. Karenanya, kan sebanyak 87,89% guru dan guatan pendidikan karakter
mono yang berisi ten- liknya, pendidikan agama yang gensi, manfaat, dan tujuan gah sering kali hanya bersifat pendidikan agama harus dis- dosen yang menyatakan setuju melalui pendidikan agama (Is-
pendidikan agama di sekolah.
diusulkan, menurutnya, justru
repetisi sekolah dasar. Begitu
lam, salah satunya) seperti yang
jika pemerintah melarang ke-
ampaikan dengan metode yang
tang tidak perlunya harus diperkuat melalui pen- Sejumlah pertanyaan kemudian seterusnya. doktriner, top-down, berbasis beradaan kelompok-kelompok dicanangkan pemerintahan
Kedua, bersifat doktriner.
pendidikan agama di guatan pendidikan karakter. menyeruak: apakah pendidikan Sependek amatan penulis, pe- hafalan, dan miskin pertanyaan minoritas yang dianggap meny- Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin,
kritis.
agama berkontribusi terhadap
akan mengalami hambatan
impang dari ajaran Islam.
Ini bukan kali pertama mun-
sekolah. Karuan saja, cul cuplikan berita yang ber- pembentukan pribadi yang ber- lajaran agama di sekolah dan Keempat, kompetensi dan Atas dasar itulah, guru me- yang cukup serius. Alih-alih
para dosen langsung nada provokatif ‘penghapusan takwa sebagaimana yang dicita- perguruan tinggi lebih me- profesionalisme guru. Di sejum- nyatakan tidak setuju jika PAI berkontribusi pada pemben-
melontarkan kritik pendidikan agama’. Sebelum- citakan UU? Apakah pendidi- nitikberatkan pada rumusan- lah lembaga pendidikan, yang bertujuan membentuk siswa tukan mental yang compat-
mengajar agama Islam bukan
kan agama berhasil membentuk
rumusan doktrinal agama.
ible dengan kodrat zaman
yang toleran dan berbuat
nya, saat ide full-day school di-
secara tajam. embuskan Kemendikbud, mun- kesalehan individual dan sosial Siswa diminta untuk menghafal ditentukan dari kualifikasi wa- baik kepada penganut Syiah dan alam, pendidikan agama
cul juga berita serupa; bahwa yang dapat berkontribusi terha- sejumlah ketentuan ajaran is- wasan yang dimiliki, melainkan (54,70%), Ahmadiyah (53,60). Islam justru berpotensi sema-
Kemendikbud akan menghapus dap pembangunan bangsa? lam, seperti rukun iman, rukun lebih kepada siapa yang tampak Mayoritas guru dan dosen PAI kin menebalkan pola pikiran
pendidikan agama di sekolah Pertanyaan-pertanyaan ini Islam, syarat rukun salat dan ‘saleh-salehah’ dengan ukuran berpendapat bahwa materi PAI intoleransi di kalangan siswa
dan mengembalikannya kepada penting dihadirkan untuk dire- haji, serta hafalan terhadap se- yang sangat verbalistik, misal- yang diberikan harus bertujuan dan mahasiswa.
pemangku pendidikan agama, fleksikan karena pendidikan jumlah teks agama, mulai ayat nya, ia sudah menunaikan haji. menambah keimanan dan ket- Karena itulah, gerakan rev-
seperti madrasah dan gereja. agama sejatinya bukan hanya Alquran sampai pada hadis. aqwaan siswa dan mahasiswa. olusi mental yang dicanangkan
Terhadap hal ini, ada dua untuk membekali siswa dengan Kajian yang lebih filosofis dan Hambatan pendidikan karakter Dalam konteks ini, perlu pemerintah harus dimulai dari
hal yang bisa direfleksikan. hafalan-hafalan doktrin agama, bermakna jarang disentuh para Selain dari pada itu, tantan- disadari bahwa ukuran ketak- revolusi cara pandang terhadap
Pertama, betapa kita sangat melainkan yang lebih pent- pendidik. Dengan hafalan ayat gan lainnya ialah rendahnya waan dan keimanan siswa lebih tujuan pendidikan agama, serta
mudah terprovokasi berita ing ialah bagaimana mengim- dan hadis yang dimiliki siswa, kompetensi multikultural (mul- banyak diukur pada seberapa positioning pendidikan agama
tentang peniadaan pendidikan plementasikan ajaran-ajaran guru sudah merasa bahwa tu- ticultural competence) para kuat hafalannya terhadap hu- pada kurikulum pendidikan
agama di sekolah. Tanpa perlu tersebut, baik sebagai individu juan pendidikan agama Islam pendidik. Studi yang dilakukan kum Islam dan seberapa rajin nasional, selain tentunya, pen-
membaca berita secara meny- maupun sebagai warga negara. sudah tercapai. PPIM-UIN Syarif Hidayatullah ia melakukan ibadah. Semen- ingkatan kompetensi multikul-
eluruh, emosi kita segera naik Ketiga, metode pengajaran. (2016) mengonfirmasi hal ini. tara itu, toleransi, membangun turalisme pendidik di semua
ketika membaca sejumlah judul Problem pendidikan agama Sebagai konsekuensi penem- Ditemukan bahwa 81% guru kerukunan dengan intra dan jenjang pendidikan.
Pendidikan Agama Nirprasangka
Penulis: Khoiruddin Bashori
(Direktur Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Sukma Jakarta)
MENGUATNYA kecen- guru menjawab setuju saat larangan agama. “Prasangka mana suasana hubungan Strategi pendidikan bangsa yang menjunjung tan karakter, yang dilakukan
derungan siswa, bahkan diajukan pertanyaan se- jauh dari kebenaran” (QS 10: interpersonal yang terjadi keagamaan tinggi keadilan sosial bagi komunitas agama dan etnik
guru, untuk setuju dengan berapa setuju menyumbang 36). “Jangan berprasangka jika para pihak saling ber- Perbaikan pola asuh dalam seluruh rakyat Indonesia. beraneka.
aksi-aksi intoleransi dan uang atau barang untuk buruk.” Demikian nasihat prasangka, ketegangan ber- keluarga, sekolah dan ma- Dalam strategi kedua ini, Kita juga dapat menggu-
radikal, telah menjadi ke- mendirikan negara Islam yang sering dilontarkan para langsung terus-menerus. syarakat menjadi salah satu memperbanyak silaturaim nakan strategi kategorisasi
prihatinan bersama. Sayang dan 81% guru setuju men- pemuka agama. Meskipun Padahal, sebuah hubungan pilihan menarik, di antara dengan kelompok dan ko- dalam upaya menurunkan
masih sebatas keprihatinan, doakan orang yang mening- belakangan ujaran-ujaran yang baik hanya dapat sekian strategi penanggulan- munitas yang berbeda meru- kecenderungan menguatnya
belum diwujudkan dalam gal karena ikut berperang berbau prasangka, baik lisan dibangun dengan hadirnya gan yang dapat di lakukan pakan tindakan bijak. Ket- prasangka di kalangan pela-
langkah-langkah konkret mendirikan negara Islam. maupun lewat berbagai me- kepercayaan. Sementara itu, untuk mengurangi prasang- erbatasan pergaulan karena jar. Strategi ini dapat berupa
dari semua pemangku ke- Hasil survei PPIM men- dia sosial, banyak diucap- dengan prasangka, apalagi ka lewat pendidikan. Semua sekat-sekat prasangka, su- rekategorisasi dan dekate-
pentingan pendidikan untuk gonfirmasi temuan LaKIP kan para tokoh terhormat jika diperkuat ujaran-ujaran pemangku kepentingan pen- dah saatnya diganti den- gorisasi. Dengan rekategori-
mengatasinya secara lebih (Lembaga Kajian Islam ini. Dapat dimaklumi, jika kebencian yang masif le- didikan perlu mengubah gan memperbanyak ruang sasi kita mengembangkan
komprehensif. Akibatnya, dan Perdamaian) sebelum- tokohnya saja memandang wat berbagai media, sangat praktik-praktik pengasuhan dialong dan kerja sama pro- suatu identitas baru dalam
fenomena tersebut seperti nya (Tempo: 2011). Survei lisan dengan penuh pra- sulit dapat memunculkan anak menuju praktik pen- gram antariman agar lebih kelompok ‘ke-kita-an’, untuk
berhenti di tempat, untuk tentang radikalisme yang sangka, tentu pengikutnya ke percayaan. Dalam kon- dikan yang lebih kondusif dapat tercipta suasana sosial menghindari menguatnya
tidak mengatakannya men- dilakukan di 100 sekolah akan menggunakan pan- teks lebih luas, kegagalan dan menghargai kelompok yang sejuk dan produktif. perasaan in-group dan out-
galami eskalasi yang meng- menengah di Jakarta dan dangan yang kurang lebih membangun hubungan an- lain dengan sudut pandang Pada saat yang sama perlu group dengan basis ideologi.
khawatirkan. Data lapangan sekitarnya menunjukkan sama untuk melihat orang tarpribadi yang baik sama yang lebih positif. Bukankah diperkecil ruang gerak poli- Siswa dengan latar belakang
menunjukkan belum adanya hampir 50% pelajar mendu- dan kelompok yang berbeda. artinya dengan kegagalan Tuhan menciptakan manu- tisasi identitas, yang acap agama dan etnik yang ber-
perbaikan-perbaikan yang kung cara-cara keras dalam Prasangka ialah sikap, membangun masyarakat sia berbangsa-bangsa dan kali menggunakan sentimen beda dapat dikelompokkan
berarti menyangkut persoa- menghadapi masalah moral- biasanya negatif, kepada Bhinneka Tunggal Ika. bersuku-suku untuk saling agama sebagai sarana untuk dalam kategori baru sebagai
lan krusial dimaksud. itas dan konflik keagamaan. anggota kelompok tertentu Setidaknya terdapat tiga taaruf, kenal-mengenal, dan menjatuhkan lawan. Politik ‘klub bola basket’, ‘robotik’,
Survei Pusat Pengkaji- LaKIP menyajikan data men- yang semata-mata didasar- hal penting yang saling ter- menghargai (QS 49: 13)? identitas memang dapat ‘pramuka’, ‘pencinta alam’
an Islam dan Masyarakat guatnya pandangan intoler- kan pada keanggotaan mer- kait dalam prasangka; yaitu Karenanya memperbanyak memberikan keuntungan atau pengelompokan-pen-
(PPIM) UIN Jakarta tahun ansi dan islamis di lingkun- eka dalam kelompok (Baron stereotip, jarak sosial, dan model--teladan perilaku em- sesaat, tapi dalam jangka gelompokan lain yang tidak
lalu (Media Indonesia, 17 gan guru pendidikan agama dan Byrne: 2000). Misalnya, diskriminasi. Stereotip, yang patik dan toleran dari orang panjang justru memperkuat berbasis agama.
Oktober 2018) menemukan Islam (PAI). Dukungan ter- karena pelaku pengeboman tidak lain ialah penilaian ter- dewasa menjadi keharusan. polarisasi masyarakat. Adapun dekategorisasi
setengah dari jumlah guru hadap tindakan pelaku pen- di Bali ialah orang Islam hadap seseorang yang hanya Strategi kedua yang perlu Institusi pendidikan, uta- ialah upaya-upaya yang
di Indonesia mempunyai grusakan dan penyegelan yang berjanggut lebat, selu- didasarkan pada persepsi disarankan ialah mening- manya yang berbasis agama, menonjolkan eliminasi kat-
opini radikal dan intoleran. rumah ibadah (guru 24,5%, ruh orang Islam, terutama terhadap kelompok yang katkan kontak langsung an- sangat perlu tidak hanya egorisasi kelompok. Strategi
Guru-guru itu tersebar mu- siswa 41,1%). Perusakan yang berjanggut lebat, di- mana orang tersebut dikat- tarkelompok. Kontak lang- menyemaikan ajaran damai ini lebih menekanan pada
lai tingkat TK sampai SMA. rumah atau fasilitas anggota curigai memiliki iktikad egorikan, memunculkan sung dapat memperkecil dan toleransi, tetapi secara pemahaman bahwa setiap
Persentase guru radikal di keagamaan yang dituding buruk untuk meneror. Ke- prasangka. Prasangka yang jarak sosial yang dirasakan. konkret hendaknya juga individu memiliki keunikan
Indonesia mencapai 50,87%. sesat (guru 22,7%, siswa cenderungan tindakan yang sudah hadir karena stereotip Memperbanyak kontak lang- sering melakukan aktivitas- tiap-tiap dalam kelompok.
Survei melibatkan 2.237 51,3%). Perusakan tempat menyertai prasangka sering ini kemudian memunculkan sung dengan kelompok aga- aktivitas bersama dengan Dengan kata lain, meski
guru yang dijadikan sampel hiburan malam (guru 28,1%, terlihat dalam bentuk aksi jarak sosial. Dengan jarak so- ma dan etnik yang berbeda lembaga-lembaga lain, yang seseorang berada dalam
terdiri atas 1.811 guru seko- siswa 58,0%), atau pembe- diskriminasi, melakukan sial yang dirasakan, individu dapat memberikan kesada- memiliki basis agama dan kelompok berbeda, bukan
lah dan 426 guru madrasah. laan dengan senjata terha- pelecehan verbal, seperti dan kelompok cenderung ran pada individu-individu entik yang berbeda. Mung- berarti individu tersebut ke-
Menurut PPIM, hanya 45% dap umat Islam dari anca- menggunjing dan melon- melakukan diskriminasi. anggota kelompok bahwa kin dapat diawali dengan hilangan keunikannya seb-
guru yang setuju nonmus- man agama lain (guru 32,4%, tarkan ujaran kebencian. Dalam pandangan Sears, ternyata mereka lebih me- saling beranjangsana. Sal- agai pribadi. Pemahaman ini
lim boleh mendirikan tem- siswa 43,3%). Pertanyaannya Sementara itu, pengetahuan Freedman, & Peplau (1999) miliki banyak kesamaan, jika ing mengenal secara lebih penting untuk dapat menu-
pat ibadah di lingkungan kemudian ialah mengapa mengenai objek prasangka bahwa prasangka, stereotip, dibandingkan dengan keya- mendalam satu sama lain. runkan kecenderungan ste-
mereka. Intensi aksi toler- beragama kini sedemikian umumnya berupa informasi- dan diskriminasi merupakan kinan tentang perbedaan Dilanjutkan dengan aktivi- reotyping dalam melihat se-
ansi pada umat agama lain penuh prasangka? informasi, yang sering kali komponen dari antagonisme yang sebelumnya dimiliki. tas-aktivitas sosial bersama. seorang yang berada dalam
dalam bentuk menandatangi tidak berdasar, mengenai kelompok, yaitu suatu ben- Kontak langsung memper- Dapat bersifat rekreatif atau kelompok yang berbeda.
petisi penolakan sekolah Prasangka sosial apa pun yang berkaitan den- tuk ‘perlawanan’ terhadap cepat terbangunya identitas aktivitas lain yang lebih Ada orang baik di kelompok
berbasis agama non-Islam Secara normatif, prasang- gan objek prasangka. kelompok lain. bersama (common identity). serius, seperti peningkatan lain, ada pula pencundang di
sebesar 34%. Sebanyak 57% ka sebenarnya termasuk Dapat dibayangkan bagai- Perasaan sama-sama warga mutu pembelajaran, pengua- kelompok sendiri.
PALANGKA POST Redaktur Pelansana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Nafiri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
Penerbit : PT Media Palangka Pambelum
Terbit Pertama : 15 November 2001 Manager Produksi : Junaidi Effendi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001 Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
Dewan Redaksi : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : M Harris Sadikin
Pemimpin Perusahaan : Revy Apriani Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
Kabag Litbang : Hairil Supriadi (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
Ombudsman : - Percetakan : PT Media Palangka Pambelum
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)