Page 2 - 72-141-1-SM
P. 2
Sehingga jumlah anak jalanan di kota-kota terhadap perlindungan, hak untuk tumbuh
besar menunjukkan peningkatan yang kembang, dan hak berpartisipasi.
cukup tajam. Hal ini terbukti adanya data Dalam Undang-undang nomor 23
yang ada sampai Agustus 2017 jumlah anak Tahun 2002 tentang perlindungan anak,
jalanan masih mencapai 16.290 anak yang disebutkan bahwasannya perlindungan
tersebar di Jawa Timur, (kemensos 2017). anak bertujuan untuk menjamin
Sebelumya pada 2006, jumlah anak jalanan terpenuhinya hak - hak anak agar dapat
di seluruh Indonesia sebanyak 232.894 hidup, tumbuh berkembang dan
anak jalanan. Kemudian pada 2010 ada berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
159.230 anak jalanan, 2011 turun menjadi harkat dan martabat kemanusiaaan, serta
67.607 anak jalanan,dan 2015 turun lagi mendapat perlindungan dari kekerasan dan
menjadi 33.400 anak jalanan yan tersebar diskriminasi, demi terwujudnya anak
di 21 provinsi di Indonesia (pusat data dan Indonesia yang berkualitas, berakhlak
informasi kemensos 2017). mulia dan sejahtera.
Hidup menjadi anak jalanan Realitas anak jalanan sebenarnya
bukanlah sebagai pilihan hidup, melainkan menunjukkan bahwa negara belum mampu
keterpaksaan yang harus mereka terima memberikan perlindungan atau standar
karena adanya sebab tertentu. Secara pelayanan terhadap anak, dengan demikian
psikologis mereka adalah anak-anak yang maka amanah suci Undang-undang
pada taraf tertentu belum mempunyai perlindungan anak masih jauh dari
bentukan mental emosional yang kokoh, kenyataan dan membutuhkan perjuangan
sementara pada saat yang sama mereka yang panjang.
harus dihadapkan dengan dunia jalanan Diantara bentuk perlindungan dan
yang keras dan cenderung memberikan pelayanan itu adalah, terjaminnya
pengaruh negatif bagi perkembangan dan pendidikan agama bagi anak. Sebagai
pembentukan kepribadiannya. Aspek Negara dengan penduduk mayoritas
psikologis ini ternyata berdampak kuat beragama Islam dan negara dengan
pada aspek sosial. Anak jalanan yang penduduk muslim terbesar dunia, maka
memiliki emosi dan mental yang labil bisa diklaim bahwa agama yang dianut oleh
tersebut telah menimbulkan pandangan mayoritas anak Indonesia, termasuk anak
negatif oleh sebagian besar masyarakat jalanan adalah agama Islam. Dengan
terhadap anak jalanan. demikian anak jalanan berhak
Dalam konteks kehidupan mendapatkan jaminan dan perlindungan
berbangsa dan bernegara, anak adalah aset untuk memperoleh pendidikan Islam,
bangsa yang amat berharga dan sebagaimana anak-anak lainnya yang hidup
menentukan kelangsungan hidup, kualitas dalam keadaan sosial yang normal.
dan kejayaan suatu bangsa dimasa yang Secara sederhana pendidikan Islam
akan datang. Untuk itu, anak jalanan adalah usaha sadar yang dilakukan secara
mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang sistematik untuk membentuk masyarakat
wajib dipenuhi, yaitu hak dan kebutuhan didik sesuai dengan tuntutan Islam.
akan makan, gizi, kesehatan, bermain, Pendidikan agama Islam dalam konteks ke-
kebutuhan emosional dan pendidikan, serta Indonesiaan memiliki peran penting dalam
memerlukan lingkungan keluarga dan upaya mewujudkan generasi dan
lingkungan sosial yang mendukung bagi masyarakat Indonesia yang beradab.
kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan Apalagi jika dikaitkan dengan fungsi dan
perlindungan, sebagaimana hak-hak anak tujuan pendidikan nasional, sebagaimana
yang tercantum dalam konveksi hak anak Undang-undang nomor 20 tahun 2003
(Convention on the Right of the child) yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional
hak tehadap kelangsungan hidup, hak disebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan dan
52 Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 2 Oktober 2018 51~56