Page 12 - buku 1 Asal Usul Tanjung Penyusuk
P. 12

jelita.  Pantun  yang  disampaikan  langsung  mendapat
            balasan dari sang permaisuri.

                “Tanjung Katung tempat berburu

                Orang pun banyak bernaik sampan

                Hamba rindu berharu biru
                Meminta putera kepada Tuhan”

                Ratu Malika memandang suaminya sambil berkaca-

            kaca. Ia tak sanggup untuk tak meneteskan air mata.

            Raja  dan  ratu  memang telah  lama  menikah, tetapi
            belum kunjung diberikan keturunan oleh Tuhan. Hal ini

            terkadang membuat hati Ratu Malika gundah gulana.

                “Istriku,  permata  hatiku,  baiknya  kita  terus

            bersabar  menghadapi  permasalahan  ini.  Janganlah
            engkau bermuram durja! Hatiku pun sedih melihatnya,”

            ujar  Baginda  Hasyim  sembari  menepuk-nepuk  pundak

            Ratu Malika dengan lembut.

                Ratu     Malika     tampak     diam     saja.    Sesekali
            pandangannya menerawang jauh ke atas sana.

                “Suamiku,  mengapa  hingga kini, kita  belum  jua

            dikaruniai  keturunan?  Siapakah  kelak  yang  akan

            meneruskan  tampuk  kepemimpinan  kerajaan ini  jika






            2
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17