Page 116 - E- MODUL BIOLOGI BERBASIS SOCIO SCIENTIFIK ISSUE KELAS XI
P. 116
1. Anti-nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik merupakan sebuatan umum untuk menggambarkan rasa
nyeri akibat kerusakan pada saraf. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal CMAJ pada Oktober 2010 menemukan bukti bahwa ganja sebagai tanaman obat
mampu meredakan nyeri neuropatik. Dengan mengisap marijuana, nyeri neuropatik
bisa berkurang.
Penelitian ini melibatkan 23 peserta usia dewasa yang mengalami nyeri
neuropatik pasca-trauma atau pasca-operasi besar. Para peserta diminta mengisap
dosis 25 mg tonggal melalui pipa tiga kali sehari selama 5 hari. Setelahnya, intensitas
nyeri yang dirasakan peserta diukur menggunakan skala numerik.
Hasilnya, intensitas nyeri berkurang signifikan. Selain itu, peserta mengalami
peningkatan kualitas tidur. Meski begitu, studi mengenai keamanan metode ini harus
dilakukan lebih lanjut.
2. Radang usus kronis
Ganja sebagai tanaman obat, telah dilaporkan menghasilkan efek
menguntungkan bagi pasien dengan penyakit radang usus. Studi yang diterbitkan
dalam jurnal Clinical Gastroenterology Hepatology tahun 2013 melakukan uji kontrol
terkait hal tersebut.
Mereka merekrut 21 pasien radang usus kronis yang dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama diminta mengisap ganja, sedangkan kelompok kedua
diminta mengisap plasebo (obat kosong). Hasilnya, selama 8 minggu perawatan,
kelompok pertama dilaporkan mengalami peningkatan nafsu makan dan tidur tanpa
efek samping yang signifikan.
3. Terapi PTSD
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Behavioural Pharmacology
2016 lalu membuktikan manfaat ganja untuk terapi gangguan stress pasca-trauma
(PTSD). Studi terdahulu juga menunjukkan bahwa pengobatan dengan cannabinoid
(zat dalam ganja) mampu menurunkan gejala PTSD termasuk meningkatkan kualitas
tidur, mengurangi frekuensi mimpi buruk, dan mengurangi hyperarousal (stres
kronis). Kesimpulan penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Israel itu menegaskan
agen cannabinoid menawarkan manfaat terapeutik untuk PTSD.
4. Epilepsi
Ganja sebagai tanaman obat juga diketahui punya manfaat untuk kondisi
neurologis lain, yaitu epilepsi. Sejumlah penelitian menunjukkan hasil tersebut.
Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui obat bernama
Epidiolex yang mengandung cannabidiol untuk mengobati kejang akibat epilepsi.
Epidiolex sendiri merupakan ekstrak ganja murni (98 persen berbasis minyak).
Dalam uji klinis terkontrol, hasil studi menunjukkan pemberian epidiolex mampu
menurunkan gejala kejang lebih cepat dibanding obat lain. Studi FDA itu juga
didukung oleh penelitian tahun 2017 dan 2018 di New England Journal of Medicine.
Sistem Koordinasi | 104