Page 159 - E- MODUL BIOLOGI BERBASIS SOCIO SCIENTIFIK ISSUE KELAS XI
P. 159
hidup janin,” tukasnya. Ia bertanya retorik: Bukankah semua agama pada dasarnya
melarang aborsi?
Data yang Menopang Betapa Penting Aborsi Aman
Meski kementerian kesehatan tak pernah merilis angka aborsi setiap tahun demi
menghindari kontroversi yang ujungnya bisa berdampak pada layanan medis, tapi
praktik aborsi adalah hal lazim di Indonesia, tulis Guttmacher Institute pada 2008
dalam laporan ringkas "Aborsi di Indonesia".
Lembaga penelitian untuk kesehatan dan hak-hak reproduksi dan seksual ini
mengutip riset yang menyimpulkan sekitar 2 juta aborsi terjadi di Indonesia pada
2000--sejauh ini jadi rujukan paling komprehensif yang tersedia bagi publik.
Taksirannya, 37 per 1.000 perempuan usia subur (15-49 tahun) melakukan aborsi.
Lembaga yang sama merilis laporan aborsi di Asia pada Maret 2018, memperkirakan
ada 35,5 juta aborsi selama 2010-2014. Tingkat aborsi rata-rata tahunan di kawasan ini
mencapai 36 per 1.000 perempuan usia subur (15-44 tahun). Proporsi perempuan
hamil di Asia yang melakukan aborsi mencapai 27 persen setiap tahun. Di Asia
Tenggara, 35 per 1.000 perempuan usia subur melakukan aborsi, termasuk di
Indonesia.
Penelitian Guttmacher juga menguatkan tren global bahwa perempuan yang
menikah adalah yang paling banyak melakukan aborsi, yakni 36 per 1.000 perempuan
usia subur, dibandingkan 24 per 1.000 perempuan yang belum atau tidak menikah.
Di Indonesia, kendati aborsi dilarang, tetapi praktik ini dibolehkan asalkan ada
kondisi "kedaruratan medis sejak usia dini kehamilan", serta bagi perempuan yang
mengandung beban "hamil akibat perkosaan". Menurut Info Pusat Data dan Informasi
Kemenkes pada 2013, sebanyak 30,3 persen kematian ibu di Indonesia diakibatkan
oleh pendarahan, sementara 1,6 persennya karena abortus. Praktik aborsi tak aman
bisa menjadi pangkal masalah kematian ibu akibat pendarahan, infeksi, kegagalan
menghapus semua jaringan kehamilan dari rahim, cedera vagina, serviks, dan uterus.
Kehamilan tak diinginkan berpotensi memicu gangguan kejiwaan, apalagi pada
korban perkosaan. Dalam kasus pasangan yang telah menikah, aborsi dilakukan
karena impitan ekonomi. “Cita-cita kami memang memperjuangkan aborsi aman
Sistem Repoduksi | 147