Page 126 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 126

Besaran subsidi energi pada tahun anggaran 2014 mencapai
                       297,4 triliun. Angka tersebut didasarkan pada realisasi tahun 2013
                       sebesar 299,59 triliun dari yang ditetapkan APBN-P (Anggaran
                       Pendapatan  Belanja  Negara  Perubahan)  2013  sejumlah  287,14
                       triliun.  Subsidi  energi  tahun  ini  mencakup  BBM/LPG  dengan
                       pengajuan 210,73 triliun.
                           Sementara itu, realisasi tahun lalu mencapai 210 triliun dari
                       APBN-P 2013 sebesar 199,9 triliun. Peningkatan subsidi BBM
                       tersebut karena lonjakan konsumsi minyak Indonesia. Di sisi lain,
                       produksi  (lifting)  minyak  tidak  mencapai  target.  Contoh,  sejak
                       tahun  2009,  realisasi  produksi  minyak  selalu  di  bawah  target.
                       Pada tahun 2013, targetnya 840 ribu barel per hari, sedangkan
                       realisasinya 825 ribu barel per hari.
                           Bagaimana  dengan  konsumsi  minyak?  Pada  tahun  2009,
                       konsumsinya  sebesar  1,02  juta  barel  per  hari.  Kemudian,  pada
                       tahun 2013 melonjak menjadi 1,50 juta barel per hari. Dengan
                       demikian,  pada  tahun  lalu  Indonesia  harus  mengimpor  minyak
                       sebesar 725 ribu barel per hari. Indonesia adalah negara pengekspor
                       sekaligus pengimpor minyak.
                           Sejak 2004, Indonesia sudah menjadi importir minyak (net
                       importer oil). Dengan kata lain, jumlah impor untuk memenuhi
                       konsumsi  domestik  melebihi  jumlah  ekspor  minyak.  Sebelum
                       tahun  2004,  Indonesia  masih  dikenal  sebagai  eksportir  minyak
                       (net exporter oil) karena ekspor lebih tinggi dari impor.

                           Subsidi BBM harus diakui cenderung meningkat. Kondisi ini
                       tentu membebani APBN. Untuk itu, diperlukan upaya menurunkan
                       atau bahkan menghapus subsidi BBM secara bertahap.

                           Meskipun  demikian,  kelompok  masyarakat  yang  kontra
                       penurunan subsidi BBM mempunyai argumentasi lain. Penurunan
                       VXEVLGL \DQJ GLLNXWL NHQDLNDQ KDUJD %%0 PHPLFX LQÀDVL  EDUDQJ
                       dan  jasa  mahal).  Kondisi  ini  menjadikan  daya  beli  masyarakat
                       turun, khususnya masyarakat miskin. Akhirnya, jumlah penduduk
                       kategori miskin akan bertambah.
                           .HQDLNDQ  KDUJD  %%0  GDQ  LQÀDVL  DNDQ  PHQ\HEDENDQ
                       permintaan    domestik    menurun     sehingga    melemahkan
                       produksi.  Penurunan  produksi  di  berbagai  sektor  ekonomi
                       akan  meningkatkan  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  dan
                       meningkatkan  pengangguran.  Ringkasnya,  kelompok  kontra




                 128  Kelas IX SMP/MTs








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131