Page 261 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 261

Wacana dan teks adalah bahasa (baik lisan maupun tulis) yang sedang
                   melakukan  fungsinya  di  dalam  suatu  konteks  situasi  dan  konteks  kultural.
                   Wacana  dapat  dipahami  sebagai  suatu  konstruk  (bangunan)  yang  dibentuk
                   melalui sistem fungsi atau makna dan sistem bentuk linguistik/kebahasaan
                   secara simultan (bersama-sama/pada waktu yang sama). Secara fungsional,
                   wacana  digunakan  untuk  mengekspresikan  suatu  tujuan  atau  fungsi  proses
                   sosial di dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural (Butt, Fahey, Spinks,
                   &  Yalop,  1998;  Halliday,  1994).  Secara  fungsional,  wacana  merupakan
                   sejumlah  unit  simbol  kebahasaan  yang  digunakan  utnuk  merealisasikan
                   realitas  pengalaman  dan  logika  (ideasional),  realitas  sosial  (interpersonal),
                   dan  sekaligus  realitas  tekstual/semiotik  (simbol).  Sementara  itu,  secara
                   sistemik, wacana merupakan bahasa yang terdiri atas sejumlah sistem atau
                   unit kebahasaan yang secara hierarkis bekerja secara simultan dan sistemik
                   dari  sistem  yang  lebih  rendah,  fonologi/grafologi,  menuju  ke  sistem  yang
                   lebih  tinggi,  leksikogramatika,  semantik  wacana,  dan  struktur  teks.  Setiap
                   peringkat tidak dapat dipisahkan karena peringkat itu merupakan organisme
                   yang  mempunyai  peran  yang  saling  terkait  dalam  merealisasikan  makna
                   holistik atau tujuan sosial suatu wacana (Halliday, 1985a; Halliday, 1994).
                   Di dalam buku ini wacana, teks, dan bahasa digunakan untuk merujuk ragam
                   bahasa lisan dan tulis.



                   2. Konteks
                       Wacana selalu berada pada lingkungan atau konteksnya. Konteks tersebut
                   terdiri atas konteks kultural dan konteks situasi. Konteks kultural merupakan
                   sistem nilai dan norma yang merepresentasikan suatu kepercayaan di dalam
                   suatu kebudayaan. Sistem nilai itu termasuk apa-apa yang dipercaya (benar
                   dan salah, baik dan buruk), termasuk di dalamnya ideologi, yang mengatur
                   faktor  sosial  yang  berlaku  umum  dalam  suatu  kebudayaan  (Philips  dalam
                   Bhatt, 2002). Pada sisi lain, norma dipandang sebagai realisasi sistem nilai di
                   dalam bentuk aturan yang mengawal proses sosial, apa yang harus dan tidak
                   harus,  boleh  dan  tidak  boleh  dikerjakan  anggota  masyarakatnya  di  dalam
                   melakukan suatu proses sosial.
                       Sementara  itu,  konteks  situasi  merupakan  lingkungan  langsung  yang
                   berada di dalam wacana. Menurut Halliday (1985a; 1994; Halliday & Hasan,
                   1985;  Martin,  1992)  konteks  situasi  terdiri  atas  tiga  aspek:  medan  (¿HOG),
                   pelibat (WHQRU), dan sarana (PRGH), yang bekerja secara simultan membentuk
                   VXDWX  NRQ¿JXUDVL  NRQWHNVWXDO  DWDX  NRQ¿JXUDVL  PDNQD   -LND  GLJDPEDUNDQ
                   hubungan antara konteks kultural, konteks situasi, dan wacana bahasa yang
                   sedang melaksanakan fungsi sosialnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.



                   Bahasa Indonesia                                                       263








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266