Page 71 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 71

Alkisah hiduplah seorang saudagar kaya raya yang hidupnya
                           bergelimpangan  harta  tanpa  pernah  merasa  susah.  Segala  apa
                           yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu
                           menunggu  bertahun-tahun  untuk  mendapatkannya.  Namun
                           saudagar itu tak pernah merasa bahagia, dia selalu bermuram
                           durja dan merasa hambar dalam menjalani hidupnya.
                               “Apa yang aku risaukan, hidupku ini cukup sempurna untuk
                           ukuran seorang manusia, tapi mengapa aku tak pernah merasa
                           bahagia.” Gerutunya dalam hati. Dia kembali memutar otaknya
                           seraya melihat daftar kekayaan yang sudah dimilikinya. “Aku
                           tahu kenapa, karena aku baru punya satu rumah mewah dan tak
                           punya kendaraan pribadi untuk memudahkanku dalam bekerja!”
                           pikirnya.
                               Keesokan  harinya,  dia  memerintah  salah  seorang  tangan
                           kanannya  untuk  membelikan  rumah  mewah  di  kota  lain  dan
                           membelikan  mobil  termahal  di  negaranya.  Tak  sampai  satu
                           minggu, kedua  keinginannya pun  terpenuhi,  saudagar itu kini
                           mempunyai satu rumah mewah di kota lain dan mobil termahal
                           di negaranya. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya
                           yang  telah  lama  risau.  Namun,  minggu  selanjutnya,  hati
                           saudagar  kembali  risau.  Dia  merasa  semua  itu  terkesan  biasa
                           dan tak memberinya kebahagian lebih. Akhirnya, saudagar itu
                           memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara
                           lain.

                               Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh
                           kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang
                           dikunjungi.Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah
                           membuatnya  bosan  dan  bahagia.  Akhirnya,  dia  memutuskan
                           untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya
                           dan tinggal seorang diri di kota terpencil. Akan tetapi, kesulitan
                           yang  dialaminya  menambah  rasa  sedih  dan  risau  di  hatinya.
                           Bahkan kondisi ini membuatnya tak mengenal arti kebahagiaan,
                           dia  pun  kembali  menemui  keluarganya.  Dalam  perjalanan
                           pulang, dia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan
                           yang  bisa  tersenyum  riang.  Dia  mendekati  pedagang  itu  dan
                           mengajaknya bertukar pendapat.









                   Bahasa Indonesia                                                        73








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76