Page 49 - E-book kelas 6
P. 49

Sang orang tua memerintahkan si anak agar dapat mempergunakan dan menjadi
                  terbiasa dengan semua harta kekayaannya yang berlimpah itu. Setelah beberapa lama
                  berselang, ayahnya mengetahui bahwa pemikiran anaknya lambat laun berkembang
                  dan kemauannya tumbuh dengan baik. Ketika mengetahui bahwa akhir hayatnya sudah
                  dekat, ia memerintahkan anaknya untuk datang ke rumahnya. Pada saat yang sama,
                  orang tua tersebut juga mengumpulkan sanak keluarganya, para raja, para menteri,
                  para kesatria dan rakyat. Orang tua tersebut ingin menyampaikan bahwa anak malang
                  itu adalah puteranya yang telah lama hilang, yang telah meninggalkannya berpuluh
                  tahun lamanya. Orang tua itu menegaskan kepada seluruh tamu yang hadir bahwa anak
                  itu adalah benar-benar anaknya dan ia telah mendapatkannya kembali. Seluruh harta
                  kekayaan yang dimilikinya, semuanya menjadi hak puteranya, berikut semua pengeluaran
                  dan penerimaan terdahulu yang sudah diketahui oleh si anak.

                      Ketika anak malang itu mendengar kata-kata ayahnya, betapa besar kegembiraannya
                  atas berita yang tidak pernah diharapkannya ini. Ia lalu berpikir, “Tanpa saya bersusah
                  payah mencarinya, harta benda ini telah datang sendiri kepadaku.” Demikianlah, bahwa
                  orang tua yang sangat kaya raya itu adalah  Tathagata, dan kita semua adalah putra-
                  putra Buddha, anak-anak-Nya. Beliau mengetahui bahwa dengan adanya penderitaan di
                  tengah-tengah kelahiran dan kematian, telah menyebabkan kita menanggung segalanya,
                  diperdayakan, diabaikan dan diremehkan oleh kasih kita.

                  (Sumber: Buku Pendidikan Agama Buddha, SD kelas 6 Tahun 2011, Penerbit CV. Seti Aji, dan Prajna Pundarika. No. 400. dan 401 Th.
                  XXXIII Mei-Juni. 2008., dengan berbagai perubahan dan penyesuaian)

                  B. Makna cerita Perumpamaan Kembalinya Anak yang
                      Hilang



                      Buddha diibaratkan sebagai seorang Bapak dari anak yang hilang tersebut. Anak
                  yang hilang tersebut diibaratkan kita sebagai manusia. Manusia memiliki karakter dan
                  sifat-sifat sendiri, yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Buddha memberikan
                  Dhamma atau warisan kepada kita, manusia, dengan cara yang berbeda-beda, disesuaikan
                  dengan sifat dan karakter yang kita miliki. Hal tersebut dilakukan-Nya agar semua anak-
                  anak Buddha dapat memahami Dhamma dengan baik, dan tercapailah cita-citanya.

                                                            Buddha memiliki banyak harta warisan, yang
                                                        tiada tara nilainya dan tidak dapat dibandingkan
                    Kegiatan
                                                        dengan  apapun  juga.  Buddha  sangat dihormati
                    Jika kalian adalah pewaris          oleh seluruh makhluk.
                    harta warisan dari Buddha, apa          Buddha dharma adalah harta yang tak
                    yang dapat kamu lakukan jika
                    mengalami peristiwa?                ternilai. Buddha dharma dapat membuat semua
                    1.  Banjir                          makhluk yang mempraktikkannya menjadi
                    2.  Mendapatkan hadiah              terbebas dari samsara, atau penderitaan. Buddha
                    3.  Menjadi Juara kelas             sesungguhnya berkeinginan untuk mewariskan
                    4.  Teman sedih                     kekayaannya kepada anak-anaknya. Makhluk yang
                    5.  Ujian semakin dekat             mempraktikkan  ajaran Buddha  sesungguhnya
                    Tuliskan dalam buku tugasmu!        telah menerima harta warisan dari Buddha.








                    Agama Buddha dan Budi Pekerti                                                      43
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54