Page 31 - Merayakan Guru Bangsa
P. 31

Di  pihak  lain, kita menyaksikan tanah,
          wilayah dan sumber daya alam di desa-desa diincar
          sebagai kapling-kapling perusahaan-perusahaan
          yang bergerak di usaha perkebunan, kehutanan
          hingga pertambangan, dengan memperoleh ijin-ijin
          yang diberikan oleh pemerintah pusat dan daerah
          dan  penyingkirkan  dan  meminggirkan  rakyat
          agraris (petani, nelayan, masyarakat adat yang
          mengumpulkan  hasil  hutan/laut,  dan  sebagainya)
          dari tanah dan ruang hidupnya. Perusahaan
          penghasil komoditas global itu membentuk
          sirkuit  rantai  komoditas  global  mulai  dari  saat
          diproduksinya hingga sampai ke konsumen,  yang
          diperantarai oleh ragam macam proses dengan
          motif  efisiensi  mencari  keuntungan.  Kepemilikan
          dan  tataguna  lahan    kampung,  ladang,  sawah,
          hutan, sungai, dan pantai telah, sedang dan akan
          terus diubah oleh industri pengerukan (batu
          bara, timah, nikel, pasir besi, bauksit, emas,
          semen, marmer, dsb), industri pulp  and paper,
          industri perkebunan (kelapa sawit dll.), industri
          perumahan dan turisme, industri manufaktur,
          dan lain sebagainya. Resultante kekuatan mereka
          menciptakan kelompok-kelompok pekerja yang
          dengan sukarela  maupun terpaksa  siap  sedia
          didisiplinkan untuk menjadi penggerak sistem
          produksi kapitalis itu











                                                    31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36