Page 30 - Merayakan Guru Bangsa
P. 30
orang dari desa. Mereka dari desa yang terdidik
dan berhasil menjadi kelas menengah di kota-kota
tidak kembali ke desa. Mereka menjadi bagian dari
penduduk konsumtif, dengan membeli tanah dan/
atau rumah untuk tinggal di pinggiran kota, serta
motor dan mobil baru untuk transportasi, yang
pada gilirannya membuat infrastuktur jalan di kota-
kota provinsi dan metropolitan tidak lagi memadai.
Di kota-kota metropolitan, terjadi macet di mana-
mana setiap pagi pada jam pergi menuju pusat kota
dan jam pulang menuju pinggiran kota.
Kesempatan kerja di sektor pertanian
semakin sempit dari tahun ke tahun. Hal ini
berbanding terbalik dengan mereka yang
membutuhkan pekerjaan. Minat bekerja pada
bidang pertanian juga semakin menipis. Banyak
sekali lapisan orang miskin di pedesaan, yang
mayoritas tidak bertanah dan tidak bisa menikmati
sekolah tinggi, harus mengambil risiko dengan
memilih pergi ke luar desa untuk mendapatkan
pekerjaan melalui kerja migran di kota-kota provinsi,
metropolitan hingga ke luar negeri. Sebagian
besar rakyat pekerja migran ini sesungguhnya
berhasil memperoleh upah kerja yang lebih
baik, mengirimkan pendapatannya ke desa, dan
kemudian menjadi daya tarik bagi pemuda-pemudi
desa generasi berikutnya untuk mengikuti jejak
langkah mereka. Anehnya, pengalaman pahit hidup
kerja sebagai migran, mulai kondisi kerja yang tidak
layak, penipuan, diskriminasi hingga kekerasan,
umumnya dipersepsi sebagai nasib buruk yang tidak
mampu mencegah rombongan lain untuk pergi.
30