Page 25 - Merayakan Guru Bangsa
P. 25
Hingga kami minta ijin untuk tidur di rumah yang
selalu tersedia untuk para tamu.
Setelah berkemas untuk tidur, saya
mengingat kembali apa-apa yang telah kami lalu,
mensyukurinya yang sudah kulalui, dan hadir satu
pertanyaan mengenai siapa dari generasi muda
selanjutnya yang akan mengisi kepemimpinan adat
berikutnya?
Lalu, saya tertidur dengan selimut pertanyaan itu.
Saya bangun pagi, selesaikan upacara
rutin pagi-pagi menyambut terbit matahari, dan
berkemas-kemas untuk bertemu dengan Petrus
Almet. Ketika sarapan pagi, percakapan berlanjut,
yang pada gilirannya saya ajukan pertanyaan yang
menggangu semalam. Petrus Almet membenarkan
masalah besar berkenaan dengan situasi pemuda
adat mereka, yang tidak lagi mau urus pertanian,
peternakan dan kerja-keja menjaga budaya seperti
yang mereka kerjakan.
“Pemuda sekarang maunya urus oto atau jadi
tukang ojek.”
“Perempuan yang sekolah tak lagi bisa menenun.”
Saya tiba pada pertanyaan kunci untuk
periksa siapakah sekarang pemuda (dan pemudi)
yang mempelajari adat dan pada gilirannya mampu
menggantikan tetua-tetua adat?
25