Page 83 - Merayakan Guru Bangsa
P. 83

Karena pendidikan pula, Muslimat dan
          Fatayat N.U. berdiri. Pada 1952,   Fatayat N.U.
          mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mulai
          dari Taman Kanak-kanak hingga sekolah  guru.
          Mereka pun melakukan pemberantasan buta huruf
          Latin (ini karena di NU saat itu banyak perempuan
          yang hanya bisa membaca huruf Arab, tapi tak
          bisa membaca huruf Latin), menyelenggarakan
          kursus   keterampilan  menjahit,  menyulam,
          membordir,  memasak  dan  lainnya,  disamping
          menyelenggarakan kursus bahasa Inggris. Pada
          masa itu, kehadiran Fatayat NU dengan lembaga
          pendidikannya  membawa     pencerahan   pada
          komunitas santri ini. Sesuatu yang tidak terungkap
          perannya dan tidak tertulis dalam sejarah
          mainstream.

                 Pada 1956, di masa pemerintahan
          Sukarno,  pemerintah   melalui   kementerian
          agama mengadakan kursus hakim agama untuk
          perempuan. Indonesia adalah negara dengan
          populasi Muslim terbanyak yang membolehkan
          perempuan menjadi menjadi hakim agama yang
          diwariskan semasa Menteri Agama KH. Wahid
          Hasyim.

          Gerakan Perempuan Muslim sebagai Gerakan
          Pendidikan tahun 1990-1998.

                 Meski di tengah-tengah kekuasaan yang
          terpusat dan represif di masa pemerintahan
          Orde Baru, gerakan perempuan Muslim yang
          berorientasi progresif muncul di tengah-tengah
          kekuasaan dominan sebagai ‘counter culture’.


                                                    83
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88