Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 23 September 2019
P. 2

OPINI








                SENIN, 23 SEPTEMBER 2019                                                                                                                                                             02


                                                     KPK Belum Kiamat









                                                                   Penulis: Ogiandha  z Juanda  Advokat dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Nasional (UNAS)


                 MASYARAKAT tidak boleh hilang kepercayaan                                                                                                                       baru pada Selasa 17 September
                 kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),                                                                                                                      2019. Tentu saja Jokowi jadi
                                                                                                                                                                                 orang pertama yang disalah-
                  ia membawa amanat yang teramat penting se-                                                                                                                     kan. Revisi UU KPK dianggap
                    bagai lembaga yang cukup terbukti melawan                                                                                                                    sebagai ancaman besar dalam
                  arus deras praktik korupsi. KPK belum kiamat,                                                                                                                  upaya melemahkan KPK, pa-
                                                                                                                                                                                 dahal justru sebaliknya,
                   rezim KPK di bawah pimpinan Irjen Polisi Firli                                                                                                                 KPK sedang dikuatkan me-
                 Bahuri perlu dinanti, apakah cap KPK yang be-                                                                                                                   lalui syarat-syarat krusial yang
                                                                                                                                                                                 dibuat oleh Jokowi. Jokowi tahu
                  lakangan ini sering dianggap sebagai lembaga                                                                                                                   betul bahwa ia membutuhkan
                  bobrok akan berganti. Apakah Firli ialah sosok                                                                                                                 satu pemerintahan yang bersih
                 tangguh yang berani berhadapan langsung de-                                                                                                                     dan bebas dari korupsi, kolusi,
                                                                                                                                                                                 dan nepotisme (KKN). Sehingga
                ngan para koruptor kelas kakap yang selama ini                                                                                                                   secara hukum, KPK butuh satu
                                             sukar untuk ‘dikebiri.’                                                                                                             aturan yang jauh lebih relevan
                                                                                                                                                                                 dalam  menjalankan  tugas-tu-
                                                                                                                                                                                 gasnya memberantas korupsi
                 Sekali lagi, lawan kita sama,   sedemikian rupa ini sangatlah                                                                                                   di  Indonesia.  Dengan  begitu,
                dan dalam melawan praktik   sadis, tujuannya tidak lain                                                                                                          UU KPK yang baru justru pu-
                kejahatan korupsi, jelas KPK lah   ialah membuat dan menggir-                                                                                                    nya tujuan agar ruang gerak
                senjata  utama  dalam  memer-  ing opini bahwa KPK ialah                                                                                                         KPK lebih sesuai, dengan target
                anginya. Akan tetapi, KPK seha-  lembaga yang sia-sia, dan ide                                                                                                   yang lebih terukur, cermat,
                rusnya berbenah, kewenangan   untuk segera dibubarkannya                                                                                                         dan akurat, tidak berlebihan
                KPK yang superpower acap kali   KPK justru ialah sebuah ide                                                                                                      kekuasaannya sehingga dis-
                digunakan untuk kepentingan   gila. Akan tetapi, kegilaan itu                                                                                                    alahgunakan oleh oknum untuk
                tertentu oknum KPK. Satu fakta   tidak sampai di sini, ide lain-                                                                                                 menggerogoti KPK dari dalam.
                yang benar bahwa KPK mem-  nya ialah dengan membentur-                                                                                                           Lagi pula, kesempurnaan UU
                bawa harapan besar untuk bisa   kan KPK dengan pemerintah.                                                                                                       KPK itu punya nilai subjektif,
                dan berani sapu-sapu bersih   Membangun sebuah narasi                                                                                                            dan sebagus apapun UU KPK
                praktik korupsi di Indonesia.   bahwa Jokowi anti terhadap                                                                                                       itu tidak akan berarti apa-apa
                Namun,  ada  1  hal  yang  juga   pemberantasan korupsi ialah                                                                                                    terhadap upaya pemberantasan
                perlu untuk diingat bahwa KPK   satu ide lain yang sama gilanya,                                                                                                 korupsi kalau masih ada ko-
                bukanlah lembaga tanpa cacat,   atau dengan menciptakan opini                                                                                                    alisi jahat dari orang-orang di
                dan bahwa sebenarnya tubuh   bahwa KPK sedang terluka                                                                                                            dalamnya yang bisa mengen-
                KPK sudah dirongrongi dari   dan ternodai, dan tidak ada                                                                                                         dalikan KPK, mengarahkan,
                dalam bukanlah  satu rahasia   lembaga suci yang sesuci KPK,                                                                                                     dan memilih kasus, dan yang
                umum lagi, dan ini justru mem-  begitulah kira-kira. Walaupun                                                                                                    hanya mewakili kepentingan
                bahayakan negara.          jelas, tubuh KPK itu berisi                                                                                                           kelompok tertentu sehingga
                 Catatan  hitam  KPK juga   manusia-manusia biasa yang                                                                                                           sukar terjangkau oleh hukum.
                tidak main-main, pengungka-  bisa saja salah. Apalagi terang-                                                                                                     Jadi, siapa yang kiamat se-
                pan kasus korupsi juga tidak   terangan, bau busuk polemik                                                                                                       benarnya? Tentu kepentingan
                maksimal, yang KPK terkesan   kepentingan di dalam tubuh                                                                                                         selain pemberantasan korupsi
                memainkan pola tebang pilih   KPK sudah jauh lama tercium                                                                                                        lah yang kiamat. Saatnya KPK
                dalam menjalankan fungsinya   oleh publik walaupun publik                                                                                                        steril agar kembali ke fungsinya
                menyikat habis para koruptor.   tidak punya akses untuk masuk                                                                                                    yang semula dan tentunya
                Misalnya, kasus besar seperti   ke dalam internal KPK.                                                                                                    ILUSTRASI  manuver. Irjen Polisi Firli Bu-
                BLBI dan Skandal Bank Cen-  Faktanya tak terbantahkan,                                                                                                           hari sebagai ketua KPK (peri-
                tury yang seakan sukar untuk   masyarakat dibuat terbelah,   mengacaukan upaya pember-  Padahal bukan KPK sebagai   bagaimanapun, keberadaan   Undang-Undang (UU) Nomor   ode 2019-2023) yang baru perlu
                disentuh, atau kasus E-KTP    ada 2 opini yang muncul, per-  antasan korupsi di Indonesia.   lembaganya yang bermasalah.   KPK sangatlah penting guna   30 tahun 2002 tentang Komisi   untuk dinantikan. LAWAN
                  yang hanya berhenti di Setya   tama KPK salah, dan kedua   Cara-cara untuk menggerus   Dan sekali lagi, perlu diingat   memberantas praktik-praktik   Pemberantasan Korupsi (KPK)   KORUPSI!! “Ruang yang tam-
                Novanto.  Kekurangan  seolah   Jokowi juga ikut bersalah. Dua-  kepercayaan terhadap KPK   bahwa KPK ialah musuh be-  korupsi segala lini di Indonesia.  yang kini telah disahkan men-  pak Bersih, belum tentu tidak
                sengaja diciptakan, yang cara   duanya bahaya sehingga bisa   ini tentu sangat berbahaya.   sar para koruptor sehingga   Terakhir, ialah terkait Revisi   jadi Undang-Undang KPK yang   ada debunya”.



                         Habibie dan Lahirnya UU yang Demokratis







                                                                   Penulis: Bambang Sadono  (Staf Pengajar Program Magister Ilmu Hukum Universitas Semarang)


                 PHILIPPE Nonet dan Philip   Habibie melonggarkan kebe-  gkan. Politik hukum undang-  Pemerintahan Desa; UU Nomor   Pemerintah Pusat dan Daerah,   secara bertahap berada dalam   dap revisi UU tentang Komisi
                Selznick (2003) membangun teo-  basan pers dan menyatakan   undang ini semua mengarah   26/1999 tentang Pencabutan   UU Nomor 34/1999 tentang   satu atap, di bawah Mahkamah   Pemberantasan Korupsi (KPK).
                ri hukum bahwa hanya masyara-  penyelenggaraan pemilu diper-  pada upaya untuk mendorong   Undang-undang Nomor 11/  Pemerintah Propinsi DKI  Ja-  Agung.         Cornelis Lay (1999) sudah meng-
                kat demokratis yang menghasil-  cepat. Disusul dengan pena-  percepatan proses demokrati-  PNPS Tahun 1963 tentang Pem-  karta, UU No 44/1999 tentang            ingatkan gerakan reformasi jika
                kan hukum res ponsif, hukum   taan hukum dengan pembaruan   sasi, pemajuan hak asasi manu-  berantasan Kegiatan Subversi;   Penyelenggaraan Keistimewaan   Menurun lagi  tidak  jelas  agendanya,  akan
                yang sesuai dengan kehendak   undang-undang yang lebih   sia, percepatan reformasi, dan   UU Nomor 27/1999 tentang Pe-  Propinsi Aceh, serta beberapa   Semangat reformasi dan de-  gagal mengantarkan negara
                rakyat. Hukum yang responsif   demokratis.           sebagainya.                rubahan KUHP yang Berkiatan   UU mengenai pembentuk an   mokratisasi yang telah berhasil   pada sistem yang demokratis,
                melawan kekuasaan jika berten-  Sampai 20 Oktober 1999 saat   Menurut catatan Didit Hariadi   dengan Kejahatan terhadap   Dati II, cukup mewakili seman-  mengantarkan lembaga legislatif   bahkan bisa mengembalikan lagi
                tangan dengan kepentingan dan   anggota DPR hasil Pemilu 6 Juni   Estiko (2001), beberapa undang-  Kemanan Negara; UU Nomor   gat reformasi dan demokratisasi   untuk menghasilkan undang-  pada otoritarianisme. Setelah
                aspirasi publik. Sistem hukum   1999 dilantik, Habibie mengen-  undang pada era Habibie bisa di-  28/1999 tentang Penyeleng-  untuk menghasilkan produk hu-  undang yang sesuai dengan   mengalami krisis yang hebat,
                responsif inilah yang mempu-  dalikan langsung pembentukan   anggap sebagai produk hukum   garaan Negara yang bersih dan   kum yang responsif-populis.  aspirasi rakyat harus dikelola   kemudian muncul tuntutan re-
                nyai tataran tertinggi dalam   undang-undang, di satu sisi   yang strategis untuk terciptanya   Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan   Dian  Cahyaningrum  (2000)   dengan baik. Menjaga dan me-  formasi, apakah sebuah bangsa
                kemampuan untuk menjawab   sebagai kepala pemerintahan,   kehidupan ketatanegaraan yang   Nepotisme; UU Nomor 39/1999   mencatat beberapa undang-  manfaatkan momentum iklim   akan kembali ke sistem otoriter
                kebutuhan keadilan substantif   di sisi lain sebagai ketua dewan   lebih demokratis. Undang-un-  tentang HAM, dan UU Nomor   undang yang dianggap reformis   demokratis untuk menghasilkan   atau bisa mengubah diri menjadi
                dan prosedural.            pembina Partai Golkar yang   dang tersebut ialah UU Nomor   40/1999 tentang Pers.  karena itu demokratis, responsif,   hukum yang ideal ternyata tidak   bangsa yang demokratis, antara
                 Hukum yang demokratis ti-  masih  mendominasi  DPR  RI.   9/1998 tentang Kemerdekaan   Ada satu undang-undang   dan populis. Misalnya, UU No-  mudah. Masa bulan madu, pada   lain tergantung pada kemam-
                dak akan terlepas dari konteks   Dari 500 anggota DPR RI 1997-  Menyampaikan Pendapat di   lagi yang berkaitan dengan   mor 43/1999 tentang Perubahan   masa kepresidenan Habibie   puannya untuk mengonsolida-
                sosial dan konteks politisnya.   1999 (seharusnya sampai 2002),   Muka Umum; UU Nomor 2/1999   semangat pengembangan de-  atas UU Nomor 8/1974 tentang   dengan Menteri Kehakiman Prof   sikan kekuasaan politik formal
                Karena itu, dibutuhkan parti-  diangkat 100 anggota dari TNI-  tentang Partai Politik meng-  mokrasi, yakni UU tentang   Pokok-pokok Kepegawaian.  Dr Muladi yang produktif meng-  ke dalam berbagai bentuk per-
                sipasi seluas mungkin untuk   Polri. Dari 400 anggota yang   gantikan UU Nomor 3/1975   Penanggulangan Keadaan Ba-  Sementara itu, Inosentius Sam-  hasilkan UU yang aspiratif dan   aturan perundangan dan rule
                mendapatkan masukan, baik   dipilih dalam pemilu, 325 atau   sebagaimana diubah dengan UU   haya. Undang-undang itu tidak   sul (2000) menilai UU Nomor   responsif, ternyata tidak mudah.  of the game.
                secara politik maupun hukum   74,5% dari Partai Golkar, 89   Nomor 3/1985 tentang Parpol   sempat diundangkan karena   8/1999 tentang Perlindungan   Karena  ada  gejala  ketika   Peringatan tersebut sekarang
                sehingga akan lahir peraturan   anggota atau 22,43% dari Partai   dan Golkar; UU Nomor 3/1999   mendapat perlawanan dari   Konsumen dan Ronny Sautma   tekanan reformasi agak men-  agaknya semakin relevan. Ge-
                perundang-undangan yang    Persatuan Pembangunan, dan 11   tentang Pemilu yang mengganti   masyarakat yang tidak sepakat   Hotma Bako (2000) mengang-  gendur, sejak DPR hasil Pemilu   jala munculnya politisasi dalam
                demokratis. Sejarah membuk-  anggota atau 14% dari anggota   UU Nomor 15/1969 sebagaimana   dan menganggap bahwa UU   gap UU Nomor 5/1999 tentang   1999, semangat untuk meng-  pembuatan undang-undang,
                tikan betapa kebijakan yang   Partai Demokrasi Indonesia.  telah diubah dengan UU Nomor   itu justru akan menghambat   Larangan  Praktik  Monopoli    hasilkan UU yang reformis   dengan masuknya muatan hu-
                tidak diperdebatkan secara ter-                      5/1975, dan UU Nomor 1/1985   demokrasi. Hal ini menunjuk-  mempunyai nilai lebih sendiri   juga ikut menurun lagi. Bukan   kum yang tidak aspiratif, tetapi
                buka dan dalam konteks hukum   67 UU demokratis      tentang Pemilu; UU Nomor 4/  kan bagaimana tekanan refor-  karena kedua UU ini bagian   hanya semakin menurun jumlah   justru karena mengikuti tekanan
                yang demokratis menyebabkan   Dalam pidato pertanggung-  Tahun 1999 tentang Susunan   masi cukup berpengaruh untuk   dari sedikit UU Inisiatif yang   undnag-undang yang dihasil-  politik maupun ekonomi. Ti-
                banyak ketidakpuasan yang   jawaban presiden/mandataris   dan Kedudukan Anggota  MPR,   menekan pemerintah agar tidak   dihasilkan DPR pada periode   kan, ditandai dengan jauhnya   dak aneh kalau banyak yang
                cenderung melahirkan aktivitas   MPR RI, 14 Oktober 1999, menu-  DPR, dan DPRD, mengganti UU   meloloskan UU yang dianggap   pendek tersebut. Di bidang hu-  jumlah yang bisa diselesaikan   mengenang Habibie setelah
                kontraproduktif.           rut Habibie, dalam pembahasan   Nomor 16/1969, sebagaimana   kurang demokratis meskipun   kum pidana, Puteri Hikmawati   dengan target yang dicanangkan   kepergiannya, dengan menye-
                 Di Indonesia, ada periode   materi hukum, selama pemerin-  diubah dengan UU Nomor   sudah disetujui DPR. Dari segi   (2000) mencatat UU Nomor   pada Prolegnas setiap tahun-  but sebagai bapak demokrasi
                yang kondusif secara politis   tahannya selama 18 bulan telah   5/1975, UU Nomor 2/1985, dan   prosedur tidak diundangkannya   31/1999 tentang Pemberantasan   nya, melainkan juga banyaknya   Indonesia. Sesungguhnya yang
                sehingga menghasilkan produk   dihasilkan 67 undang-undang   UU Nomor 5/1995 tentang Sus-  UU  ini  memang  mengurangi   Tindak Pidana Korupsi.  UU yang kemudian dibatalkan   lebih bermakna karena Habibie
                hukum yang relatif lebih respon-  dan satu peraturan pemerintah   duk; UU Nomor 6/1999 tentang   jaminan terhadap kepastian   Habibie dalam pidatonya di   Mahkamah Konstitusi dan din-  menata kehidupan berbangsa
                sif,  yakni  pada  masa  pendek   pengganti undang- undang (per-  Pencabutan UU Nomor 5/1985   hukum.      MPR, memberi catatan khusus   yatakan bertentangan dengan   dan bernegara secara demokra-
                pemerintahan Presiden BJ Habi-  pu). Dari 67 undang-undang, 66   tentang Referendum; UU Nomor   Novianto Murti Hantoro   terhadap UU Nomor 35/199   Undang-Undang Dasar.  tis dengan membenahi sistem
                bie, 21 Mei 1998-20 Oktober   telah resmi diundangkan dan   22/1999 tentang Pemerintah   (2000)  yang melihat dari  as-  tentang Perubahan Undang-  Terlihat dari banyaknya re-  perundang-undangan, selain
                1999. Dimulai dengan tuntutan   dicatat dalam lembaran negara,   Daerah  yang  mengganti  UU   pirasi daerah, selain UU Nomor   Undang Nomor 14/1970 tentang   spons negatif publik terhadap   momentum memang dibutuh-
                reformasi politik, yang diikuti   dan satu undang-undang, yakni   Nomor 5/1974 tentang Pokok-  22/1999, juga menyebut bahwa   Pokok-Pokok Kekuasaan Keha-  proses pembuatan undang-  kan panglima penataan hukum
                mundurnya Presiden Soeharto.  UU tentang Penanggulangan Ke-  pokok Pemerintahan di daerah,   UU nomor 25/1999 tentang   kiman, yang menjamin pem-  undang, seperti terakhir terli-  yang aspiratif, responsif, dan
                 Begitu menjadi Presiden, BJ   adaan Bahaya, belum diundan-  dan UU Nomor 5/1979 tentang   Perimbangan Keuangan antara   binaan kekuasaan kehakiman   hat reaksi masyarakat terha-  demokratis.



                   P                                                                         Redaktur Pelansana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
                   PALANGKA     POSTALANGKA     POST
                                                                                             di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
                                                                                             Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Na  ri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
                                                                                             Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
                   Alamat        : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya               Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
                   Penerbit      : PT Media Palangka Pambelum
                   Terbit Pertama   : 15 November 2001                                       Manager Produksi : Junaidi E  endi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
                   SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001  Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
                                                                                             Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
                   Dewan Redaksi                       : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto  (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
                   Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab     : M Harris Sadikin
                   Pemimpin Perusahaan                 : Revy Apriani                        Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
                   Kabag Litbang                       : Hairil Supriadi                     (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
                   Ombudsman                           : -                                   Percetakan    : PT Media Palangka Pambelum
                                                                                             Alamat        : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)
   1   2   3   4   5   6   7