Page 24 - Panduan Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi
P. 24

❖ Aw (iklim sabana tropis).
                      b.  Iklim B (Iklim Kering)
                         Ciri-cirinya:
                         ✓ Curah hujan sangat berkurang
                         ✓ Penguapan tinggi
                         ✓ Tidak ada cadangan air sehingga tidak dijumpai jenis sungai permanen
                            Iklim B dibedakan menjadi dua, yaitu:
                         ❖ BS (iklim stepa)
                         ❖ Bw (iklim gurun)
                      c.  Iklim C (Iklim Sedang)
                         Ciri-cirinya:
                         ✓ Pada musim panas suhunya lebih tinggi 10°
                         ✓ Pada musim dingin suhunya, antara -3° C sampai 18° C
                            Iklim C dibedakan menjadi tiga, yaitu:
                         ❖ Cf (iklim sedang yang lembap)
                         ❖ Cw (iklim sedang dengan musim dingin yang kering)
                         ❖ Cs (iklim sedang dengan musim panas yang kering)
                      d.  Iklim D (Iklim Dingin)
                         Ciri-cirinya:
                         ✓ Suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari -3° C
                         ✓ Suhu rata-rata bulan terpanas lebih dari 10° C
                            Iklim D dibedakan menjadi dua, yaitu:
                         ❖ Df (iklim dingin dengan musim dingin yang lembap)
                         ❖ Dw (iklim dingin dengan musim dingin yang kering)
                      e.  Iklim E (Iklim Kutub)
                         Ciri-cirinya: 1)
                         ✓ Suhu rata-rata bulan terpanas kurang dari 10° C.
                         ✓ Suhunya dingin sepanjang tahun.
                            Iklim E dibedakan menjadi dua, yaitu:
                         ❖ ET (iklim tundra)
                         ❖ EF (iklim es abadi)
                  5.  Klasifikasi Iklim Oldeman
                         Klasifikasi  iklim  menurut  Oldeman  (1975)  disebut  juga  dengan  klasifikasi
                  agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai peta agroklimat. Klasifikasi iklim ini
                  terutama ditujukan kepada komoditi pertanian tanaman pangan utama seperti padi, jagung,
                  kedelai dan tanaman palawija lainnya. Karena penggunaan air bagi tanaman-tanaman utama
                  merupakan hal yang penting di lahan-lahan tadah hujan, maka dengan data curah hujan
                  dalam jangka lama, peta agroklimat didasarkan pada periode kering. Curah hujan melebihi
                  200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah, sedangkan curah hujan paling sedikit
                  100 mm per bulan diperlukan untuk bertanaman di lahan kering (Nawawi, 2001). Untuk
                  mengatasi  keterbatasan  data  curah  hujan  bulanan,  Oldeman  melakukan  pendekatan  dengan
                  peluang curah hujan 75 %. Hubungan antara rerata curah hujan bulanan (x) dan curah hujan
                  pada peluang 75 % (y) dinyatakan dengan y = 0,82x – 30.
                         Dasar klasifikasi agroklimat ini ialah Kriteria Bulan Basah (BB), Bulan Lembab
                  (BL), dan Bulan Kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif
                  dan kebutuhan air tanaman. Bulan Basah (BB) merupakan bulan dengan rata- rata curah
                  hujan > 200 mm. Bulan Lembab (BL) merupakan buloan dengan rata- rata curah hujan 100-
                  200 mm. Bulan Kering (BK) merupakan bulan dengan rata- rata curah hujan < 100 mm
                  (Winarno et al., 2019).




                                                             14
   19   20   21   22   23   24   25   26   27